Terkendala Izin, Mesin Cuci Darah RSUD dr Murjani Sampit Belum Bisa Operasional

ILHAM/BERITA SAMPIT - Anggota Komisi III DPRD Kotim Riskon Febiansyah.

SAMPIT – Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur Riskon Febiansyah mengungkapkan, kurang puas dengan target Pemerintah Daerah yang seharusnya sudah mengoperasionalkan alat cuci darah yang dimiliki RSUD dr Murjani Sampit, diawal tahun 2022 lalu.

“Kurang puas karena target managemen harusnya operasional awal tahun 2022 kemarin. Namun karena terkendala izin jadi belum bisa operasional,”katanya, Senin 22 Agustus 2022.

Sepengetahuan Riskon, Ada sekitar 20 unit alat cuci darah yang dimiliki RSUD dr Murjani Sampit, 6 unit yang sudah operasional, sedangkan 14 unit alat baru belum operasional.

“Kalau mesin cuci darah sebenarnya ada 14 unit, yang baru diurus izin operasional baru 6. Kita harap cepat selesai dan 6 mesin itu bisa operasional,”imbuhnya

BACA JUGA:   IPMK Palangka Raya Ajukan Dana Hibah, Ketua Komisi I DPRD Kotim: Kami Akan Bantu

Politikus muda dari Partai Golkar ini mengungkapkan, keberadaan mesin cuci darah tersebut sangat dibutuhkan, sebab jumlah pasien gagal ginjal di Kotim cukup banyak dan sangat membutuhkan alat itu.

“Ini menyangkut nyawa, karena sekitar 200 antrean yang gagal ginjal, dengan alat yang ada belum bisa melayani seluruhnya, Sehingga mereka harus di rujuk ke Palangka, Banjarmasin dan Pangkalan Bun,” jelasnya

Riskon menuturkan, rujukan keluar daerah menjadi persoalan yang banyak dikeluhkan masyarakat, karena menyangkut masalah biaya yang dikeluarkan lebih besar.

BACA JUGA:   Jangan Sampai UU dan PP Kewajiban Plasma Hanya Macan Kertas Semata

“Terutama pada masyarakat kurang mampu, jika dirujuk seperti ke Palangka Raya saja mereka harus mengeluarkan biaya untuk hidup di sana, seperti sewa barak, kebutuhan makan dan lain-lain,” kata Riskon.

Mirisnya lagi, ada warga yang terpaksa menjadi gelandangan dan terpaksa mengemis hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di daerah orang.

“Pemda mau membantu pasti tidak mungkin, ini yang harus jadi perhatian serius, apa lagi menyangkut nyawa orang. Kami dari DPRD berharap mesin yang ada cepat operasional, paling tidak bisa mengakomodir bagaimana memaksimalkan alat yang ada mengurangi sedikit antrean cuci darah,” pungkasnya. (ilm).