Emas Merosot 1,33 Persen Disebabkan Dolar Menguat Setelah Inflasi AS

Ilustrasi: Emas batangan di Moskow, Rusia (ANTARA/TASS via Reuter)

CHICAGO – Harga emas merosot tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menghentikan kenaikan dua sesi berturut-turut karena dolar menguat setelah data inflasi AS kian panas memicu ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga yang lebih besar oleh Federal Reserve.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok 23,2 dolar AS atau 1,33 persen menjadi ditutup pada 1.717,40 dolar AS per ounce, mengembalikan kenaikan sekitar 20 dolar AS atau lebih dari 1,0 persen dalam dua sesi sebelumnya.

Harga emas berjangka terkerek 12 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.740,60 dolar AS pada Senin (12/9/2022), setelah menguat 8,40 dolar AS atau 0,49 persen menjadi 1.728,60 dolar AS pada Jumat (9/9/2022), dan tergelincir 7,60 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.720,20 dolar AS pada Kamis (8/9/2022).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (13/9/2022) bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, yang melacak sebagian besar barang dan jasa, naik 0,1 persen bulan ke bulan dan 8,3 persen tahun ke tahun pada Agustus. Tidak termasuk biaya makanan dan energi yang mudah berubah, IHK naik 0,6 persen dari Juli dan 6,3 persen dari bulan yang sama pada 2021.

BACA JUGA:   Penumpang Kapal dari Pelabuhan Sampit ke Pulau Jawa Disebut Melonjak

Indeks yang lebih tinggi dari yang diperkirakan mendorong dolar AS lebih kuat dan memicu ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga yang lebih besar oleh Federal Reserve (Fed) dalam upaya untuk mengekang inflasi yang kian panas.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya yang dipimpin oleh euro, mencapai tertinggi intraday 109,49, naik untuk pertama kalinya dalam lima sesi, didukung oleh data IHK dan ekspektasi suku bunga yang lebih hawkish.

The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 225 basis poin dalam empat kenaikan sejak Maret, dengan dua kali kenaikan 75 basis poin berturut-turut pada Juni dan Juli. Pedagang pasar uang memperkirakan kenaikan 75 basis poin ketiga ketika bank sentral bertemu pada 21 September untuk memutuskan suku bunga.

BACA JUGA:   Penumpang Kapal dari Pelabuhan Sampit ke Pulau Jawa Disebut Melonjak

“Emas hancur setelah laporan inflasi yang membakar, benar-benar mengatur ulang ekspektasi investor tentang kapan Fed akan mengakhiri siklus pengetatan mereka,” kata Ed Moya, Analis di platform perdagangan daring OANDA.

Sementara itu, Indeks Optimisme Bisnis Kecil Federasi Nasional Bisnis Independen menguat menjadi 91,8 pada Agustus dari 89,9 pada Juli, mengalahkan perkiraan konsensus 90,5 dari para ekonom, lebih lanjut meredam emas.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 36,9 sen atau 1,86 persen, menjadi ditutup pada 19,491 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 20,5 dolar AS atau 2,27 persen menjadi ditutup pada 883,70 dolar AS per ounce.

(ANTARA)