Bulog: Stok Beras di Buntok Cukup hingga Desember 2022

Ilustrasi - Dua pekerja sedang menyusun beras di gudang Bulog Sub Divre Sampit. ANTARA/HO-Bulog Sampit

Buntok – Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bulog Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, memastikan stok beras pada gudang Bulog setempat mencukupi untuk memenuhi keperluan masyarakat dua kabupaten hingga akhir Desember 2022.

“Stok beras pada gudang Bulog Buntok ini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Barito Selatan dan Barito Timur hingga akhir 2022,” kata Pimpinan KCP Bulog Buntok Septaniasi di Buntok, Sabtu 17 September 2022.

Menurut dia, untuk stok beras yang ada pada gudang Bulog Buntok saat ini tercatat sebanyak 120 ton dan yang sedang dalam perjalanan sebanyak 250 ton beras.

Di samping beras, stok minyak goreng yang ada saat ini tercatat sebanyak 9.000 liter dan untuk gula pasir masih dalam perjalanan menggunakan kapal laut.

“Gula pasir, masih dalam perjalanan di laut dan kalau sudah datang jumlahnya sekitar 15 ton,” jelas Septaniasi.

Untuk stok daging beku, lanjut dia, masih kosong, karena masih dalam tahap tender di kantor pusat dan rencananya akan datang pada awal Oktober 2022. Untuk komoditas lain biasanya akan didatangkan sesuai orderan.

Selain itu, ia juga menyampaikan, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Barito Selatan telah melakukan koordinasi dengan pihaknya untuk melaksanakan kegiatan pasar murah atau pasar penyeimbang.

“Untuk kegiatannya akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini dan kapan waktu pelaksanaannya akan dikoordinasikan kembali dengan Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Barito Selatan,” ucapnya.

Ia menerangkan, pelaksanaan pasar murah atau pasar penyeimbang ini nantinya akan dilaksanakan dalam beberapa kali dan itu dilakukan dalam upaya mengantisipasi terjadinya inflasi.

“Kegiatan pasar murah atau penyeimbang ini juga akan dilaksanakan pada saat Hari Jadi ke-63 Kabupaten Barito Selatan dan pada hari besar keagamaan nantinya,” tambah dia.

Septaniasi juga mengimbau masyarakat terutama yang mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) agar menggunakan dananya untuk membeli pangan dan jangan yang bersifat konsumtif.

“Gunakanlah BLT itu untuk membeli pangan, karena, kalau dananya digunakan membeli hal lain di luar pangan, tentunya kurang tepat,” demikian Septaniasi.

(ANTARA)