PALANGKA RAYA – Sepekan terakhir, Palangka Raya sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dihebohkan dengan isu kaum LGBT yang kini menunjukkan eksistensi keberadaan kaum yang dianggap tabu dan menyalahi kodratnya.
Menelusuri jejak perkembangan LGBT, Berita Sampit mengbungi salah seorang pelaku kaum penyuka sesama jenis ini. Sebut saja MF yang di era akhir tahun 90an pernah merasakan menjadi seorang homoseksual atau pria yang menyukai pria.
MF yang kini menetap di Jakarta menuturkan pengalamannya saat menjadi LGBT di Kota cantik Palangka Raya.
“Saya menjadi Gay sejak awal tahun 1997 hingga 2015 akhir dan di Palangka Raya,orang seperti saya bisa dihitung dengan jari dan lebih cepat terkenal,” ujar MF saat dihubungi via Ponsel, Selasa 27 September 2022.
Ia juga menambahkan kalau dulu meski dirinya dianggap terkenal tapi hanya dikalangan tertentu saja misalkan kalangan salon, penyuka pesta dugem dan cenderung kalangan Hedonis
“Sekarang dengan jaman informasi ,kaumLGBT lebih Eksis menunjukkan ekpresi diberbagai mediasosial,karena acuan dasar para LGBT adalah bagaimana keberadaan mereka bisa eksis dan diakui,” tutur MF yang kini bisa hidup normal dan bekeluarga.
MF juga tidak heran dengan pemberitaan tentang LGBT yang kini sudah menjadi bagian gaya hidup di tengah masyarakat Kalteng.
“Tapi miris kalau melihatnya,karena mungkin sama seperti saya awal menjadi LGBT karena ingin seperti seseorang yang dianggap keren,tapi sebagian juga ada yang mengakui kalau itu penyakit tentang orientasi seks yang menyimpang,” tegas MF.
Diakhir percakapan MF mewanti wanti orang tua khususnya jangan anggap remeh kelakuan anak anak mereka yang terkadang anak laki laki bertingkah seperti perempuan atau sebaliknya.
“Jangan karena alasan tidak mau dianggap orang tua kolot tapi membiarkan anak anak mereka tumbuh menjadi bibit LGBT ,lebih baik tegas dan keras dari awal kalau melihat ada perilaku anak yang tak wajar,awasi pergaulan mereka juga,” tutup MF.
(aulia)