PGLII: Sejarah Penciptaan Manusia, Tuhan Hanya Menciptakan Laki-Laki dan Perempuan

IST/BERITA SAMPIT - Pdt. Daniel Susanto S.Th salah satu pengurus Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII)

PALANGKA RAYA – Pendeta (Pdt) Daniel Susanto S.Th salah satu pengurus Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) yang juga mantan Sekretaris Majelis Wilayah I Gereja Pelayanan Penyembahan Kharismatik (GPPK) menyampaikan, berdasarkan perjanjian lama kitab kejadian 1:27 maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-nya, menurut gambar Allah diciptakan-nya dia laki-laki dan perempuan diciptakan-nya mereka.

Selanjutnya kejadian 2:23-24, dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

“Dari sini kita lihat, hubungan yang direstui oleh Tuhan adalah pernikahan heteroseks dan bukan homoseks. Lalu bagaimana kita harus bersikap kepada mereka yang terjerumus dalam perilaku menyimpang tersebut,” ucapnya saat diwawancara via whatsapp, Selasa 27 September 2022.

Pertama tetap utamakan Kasih Kristus yang tanpa syarat. Tolak perilakunya, namun tetap Terima pribadinya. Sebab umat Kristen dipanggil untuk menjadi terang, yang menuntun kepada kebenaran dan sebagai garam, yang terus menjaga kebenaran tersebut.

“Dengan harapan mereka dapat kembali dan menyadari kodratnya dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan,” jelasnya.

Tidak sedikit juga banyak yang telah dipulihkan. Sewaktu di Jakarta, ia pun berjumpa dengan orang-orang yang telah dipulihkan dari perilaku atau kecenderungan Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT).

Ia juga berharap, pemerintah dapat turut serta dalam pemulihan mereka yang terjerumus hal tersebut. Untuk keluarga-keluarga, bangunlah dan ciptakan keharmonisan keluarga dengan mengutamakan nilai-nilai rohani, dengan ibadah dan pengenalan akan Pribadi Tuhan dengan benar. (Hardi)