Waspada! Dua Waria di Barsel Terindikasi AIDS

DEDDY/BERITA SAMPIT- Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Barsel H. Arbaja, S.Ag., M.A.P saat diwawancarai sejumlah awak media.

BUNTOK – Berita terkait kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) ramai beredar di Media Sosial (Medsos) di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dan tidak terkecuali di Kabupaten Barsel terlebih saat ini dua orang waria di daerah ini terindikasi mengidap penyakit AIDS.

Dua kasus tersebut diketahui saat kegiatan rapat pengambilan sikap terhadap kelompok LGBT yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Barsel, Kamis 29 September 2022 di aula kantor Kesbangpol setempat.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Barsel H. Arbaja S.A.g., M.A.P kepada sejumlah awak media membenarkan, bahwa dua kasus tersebut ditemukan dan melibatkan kaum waria.

“Oleh karena itu, diimbau kepada seluruh masyarakat agar kita betul-betul mentaati norma agama, harus benar-benar menjalankan hidup sehat, aktifitas seksualitas yang sesuai dengan ajaran agama dan sesuai dengan kesehatan,” tuturnya.

Menurutnya, dengan adanya kasus AIDS ini sebagai nyata bahwa LGBT tidak boleh ada di Kabupaten Barsel, selain menyimpang dari ajaran Agama juga dapat mengakibatkan penyakit HIV/AIDS.

“Ini merupakan bukti nyata, sehingga harus menjadi perhatian kita bersama para tokoh agama, tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Barsel pada umumnya untuk mewaspadai jangan sampai kasus ini semakin merebak,” tegasnya.

Lebih lanjut ditambahkannya, bahwa jangan sampai kasus ini seperti gunung es yang terlihat hanya dua kasus saja akan tetapi di tengah masyarakat bisa berkembang. Oleh karena itu ini menjadi perhatian serius bagi kita semua.

“Sekali lagi saya mengimbau kepada seluruh tokoh pemuka agama, adat, masyarakat, pemerintah daerah termasuk seluruh masyarakat Kabupaten Barsel pada umumnya untuk bahu-membahu menangkal serta mengantisipasi gerakan LGBT hingga muaranya sebab akan menimbulkan dampak yang sangat tidak baik,” pungkas Arbaja. (ded).