Pengembangan Tumbang Anoi Perlu Aksi Nyata

M.SLH/BERITA SAMPIT – Sekda Kabupaten Gunung Mas, Yansiterson.

KUALA KURUN – Tumbang Anoi menjadi tempat yang bersejarah bagi Suku Dayak karena di tempat itulah digelar Rapat Damai Suku Dayak pada tanggal 22 Mei – 24 Juli 1894. Saat itu, rapat akbar tersebut dihadiri sekitar 1.000 orang dari 152 suku Dayak yang ada di Pulau Kalimantan.

Untuk itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Yansiterson menyebutkan perlunya pengakuan, komitmen serta aksi nyata terkait pelestarian dan pengembangan Desa Tumbang Anoi Kecamatan Damang Batu.

“Tumbang Anoi butuh pengakuan, dan saat ini Pemerintah Kabupaten Gunung Mas sedang memprosesnya sebagai cagar budaya,” terang Yansiterson, Jumat 30 September 2022.

Lebih lanjut dikatakannya , namun rencana tersebut terganggu karena Covid-19. Sehingga ada persyaratan tertentu yang belum dapat Pemkab Gunung Mas penuhi.

Dijelaskannya, diperlukan juga komitmen bersama antara semua pihak dalam pengembangan Desa Tumbang Anoi, dan tidak hanya untuk Desa Tumbang Anoi atau Kabupaten Gunung Mas. Namun untuk suku Dayak se-Kalimantan.

Sebab, dijelaskannya, di Desa Tumbang Anoi pernah ada pertemuan para tokoh Dayak se-Kalimantan Tengah yang dilaksanakan di Betang Damang Batu di tahun 1894.

Dalam pertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan yang mana salah satunya mereka sepakat untuk menghentikan kebiasaan perang antar suku.

“Selain itu, diperlukan pula aksi nyata untuk mengembangkan dan melestarikan Desa Tumbang Anoi untuk Dayak, untuk Tumbang Anoi, untuk Dayak Borneo bersatu. Gunung Mas sebagai simpul sejarah siap bersama-sama membangun kebersamaan Dayak se-Kalimantan,” tuturnya.

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Gunung Mas bekerja sama dengan Forum Masyarakat Adat Heart of Borneo (Forma-HOB) dan WWF Indonesia menggelar dialog lintas Borneo secara virtual.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas terkait Tumbang Anoi pusat kebudayaan Dayak di jantung Borneo yang mana pembicaranya adalah Arkeolog dan Antropolog Dayak Gauri V.D Rampai, perwakilan SCRIPS Sarawak Malaysia Michael Kering Jok, perwakilan Dayak Internasional Organization (DIO) Atama Katama dan lainnya. (ale).