Pemkot Palangka Raya Siapkan Rp4 Miliar Guna Tekan Inflasi

Wali Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah Fairid Naparin (ANTARA/Rendhik Andika)

PALANGKA RAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, menggelontorkan alokasi anggaran sebesar Rp4 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk menekan laju inflasi di daerah setempat.

“Kami mengalokasikan 2 persen atau sekitar Rp4 miliar untuk direalisasikan dalam program penanganan inflasi yang terdiri atas program bantuan sosial dan jaminan sosial terpadu berbasis rumah tangga, keluarga atau individu,” kata Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin di Palangka Raya, Jumat 7 Oktober 2022.

Fajrid Naparin mengatakan, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/Pmk.07/2022 dalam penanganan kenaikan inflasi pemerintah dapat memanfaatkan Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Transfer Umum (DTU) dan Dana Bagi Hasil (DBH).

Dia mengatakan, hal pertama adalah bentuk belanja wajib perlindungan sosial ini dipergunakan untuk program bantuan sosial termasuk kepada ojek, UMKM, dan nelayan. Kedua, penciptaan lapangan kerja dan pemberian subsidi sektor transportasi angkutan umum di daerah.

“Anggaran DTU ini juga sudah disepakati bersama lembaga legislatif sebagai bantalan sosial sekitar Rp4 miliar itu,” kata Fairid.

Dia mengatakan, salah satu program tersebut yakni dengan pelaksanaan operasi pasar yang dilaksanakan di sejumlah kelurahan di “Kota Cantik”.

Pada program ini, Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DPKUKMP) menyalurkan 7.000 paket sembako murah bagi warga kurang mampu di daerah setempat.

Saat ini salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang harga di pasarannya melonjak adalah ayam ras dari Rp35.000 sampai Rp37.000 per kilogram menjadi Rp43.000 sampai Rp45.000 per kilogram.

Selain itu, harga besar sebelumnya maksimal per kilogram mencapai Rp15.000 kini menjadi Rp20.000 per kilogram.

Kepala Bidang Perdagangan, DPKUKMP Palangka Raya Hadriansyah menerangkan, pada operasi pasar itu diantara isi setiap paket seperti beras lima kg, gula pasir dua kg, minyak goreng dua liter.

“Dari harga awalnya di pasar sebesar Rp142 ribu, kami jual kembali dengan harga Rp100 ribu. Artinya, pada setiap paket kami berikan subsidi harga sebesar Rp42 ribu,” kata pria yang akrab di sapa Ado itu.

Melalui program ini diharapkan masyarakat terbantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga inflasi di kota setempat dapat ditekan.

(ANTARA)