Diperlukan Rencana Aksi Pangan dan Gizi Demi Wujudkan SDM Unggul

M.SLH/BERITA SAMPIT - Sekretaris Daerah Kabupaten Gunung Mas, Yansiterson saat memberikan sambutan dalam rapat evaluasi pencapaian target Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) tahun 2022.

KUALA KURUN – Untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, berkualitas dan berdaya saing di Kabupaten Gunung Mas, diperlukan rencana aksi pangan dan gizi di daerah, yang mana sangat berpengaruh pada produktivitas dan kualitas SDM.

Dimana hal tersebut di sampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gunung Mas, Yansiterson saat membuka rapat evaluasi pencapaian target Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) tahun 2022 yang dilaksanakan di aula Bappedalitbang. Kamis 13 Oktober 2022.

“Rencana aksi pangan dan gizi di daerah ini juga berkaitan dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, berkualitas, dan berdaya saing,” terang Yansiterson.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk mewujudkan SDM unggul tersebut, salah satu aspek yang harus dibangun adalah aspek pangan dan gizi, yang mana sangat berpengaruh pada produktivitas dan kualitas SDM. Namun, pembangunan pangan dan gizi masih menghadapi tantangan besar.

“Akar permasalahan pangan dan gizi sebenarnya adalah kemiskinan, ketidaktahuan, ketidakpedulian, distribusi bahan pangan yang buruk, dan KKN,” tuturnya.

Selain itu lanjut dia, faktor lainnya adalah rendahnya kesadaran terhadap perlunya lingkungan yang bersih, tingginya angka penderita penyakit menular dan tidak menular, belum memadainya pola asuh anak serta rendahnya akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan dasar. Sehingga masalah ini perlu ditangani dengan seksama yang melibatkan seluruh stakeholder pembangunan.

Dikatakannya, pangan dan gizi sangat menentukan kualitas sumber daya manusia Kabupaten Gunung Mas dimasa mendatang dan berpengaruh terhadap kemampuan daya saing masyarakat, baik di tingkat regional, nasional maupun global.

Selanjutnya, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga terutama pada ibu hamil dan anak balita terutama 1000 hari pertama kehidupan akan berakibat pada kekurangan gizi yang berdampak pada lahirnya generasi muda yang tidak berkualitas.

“Jika tidak dilakukan penanganan segera dan berlangsung lama akan menyebabkan kehilangan generasi yang dapat mengganggu tatanan sosial, ekonomi, budaya, ketahanan pangan serta kepentingan pembangunan Kabupaten Gunung Mas ke depan,” tutup Yansiterson. (Ale).