Harga Elpiji Bersubsidi Melambung dan Langka, Warga Terpaksa Beralih ke Non Subsidi

ARIFIN/BERITA SAMPIT - Elpiji 3 kg di wilayah Kecamatan Baamang, Kotim, Kalteng, sudah langka dipasaran, jika ada pun harganya melambung.

SAMPIT – Elpiji 3 Kg yang disubsidi pemerintah mulai langka dipasaran, jika adapun harganya di tingkat pengecer antara Rp40 ribu sampai Rp45 ribu. Hal inilah membuat warga sangat terpaksa memilih elpiji 5,5 Kg karena kebutuhan mendesak.

“Kalau beli elpiji 3 Kg di warung-warung harganya bervariasi, ada yang jual Rp40 ribu dan ada yang menjual dengan harga Rp45 ribu,” ujar Kasfi penjual makanan dan minum di warung Jalan Samekto, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, saat dibincangi wartawan media siber Berita Sampit, Senin 17 Oktober 2022.

BACA JUGA:   Oknum Polisi yang Digerebek Istri Sah Bersama Pasangan Selingkuhnya Dituntut Penjara oleh Jaksa

Dia menganggap harga elpiji berbentuk melon hijau itu di tingkat pengecer atau di warung cukup mahal, sebab, menurutnya, di agen/distributor antara Rp25 ribu dan Rp 28 ribu per tabung.

“Yang bikin jengkel itu ketika kami mau beli elpiji 3 kg di agen/distributor, harus diperlihatkan KTP, kebanyakan agen/distributor mengatakan elpiji sudah habis,” keluh Kasfi.

Sementara itu, Halimah mengaku bahwa elpiji 3 kg sudah sangat langka di tingkat pengecer sehingga beralih ke elpiji 5,5 kg.

BACA JUGA:   Lapak Pengepul CPO Ilegal di Sampit Menjamur, Disinyalir Terima Penggelapan

“Kalau harga elpiji 5,5 kg Rp 100 ribu ke atas, itupun stok di warung terbatas karena rebutan membelinya, kalau tidak pesan dulu bisa tidak kebagian,” ujar ibu rumah tangga ini.

Dia mengharapkan hendaknya pemangku kepentingan untuk menindaklanjuti elpiji terutama 3 kg yang sudah hampir 3 bulan langka dipasaran, karena dugaan rata-rata dijual ke perkebunan dengan harga tinggi.

“Kami ini hanya masyarakat kecil, wajar saja mengeluh karena elpiji salah satu kebutuhan dasar rumah tangga, namun langka dipasaran,” ujarnya. (ifin)