PWI Pusat Ajak Pers Jaga Optimisme Masyarakat terkait Perekonomian Bangsa

Suasana Seminar Peran Pers Terhadap Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia yang digagas PWI Pusat di Jakarta, Kamis (27/10/2022). ANTARA/HO-PWI Pusat

JAKARTA – Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesis (PWI) Pusat, Atal S Depari, mengajak insan pers untuk menjaga optimisme masyarakat terkait perekonomian bangsa.

“Mari terus jaga optimisme, yakin bahwa ancaman-ancaman itu hanyalah kata. Ekonomi Indonesia optimis pulih, optimis bangkit,” kata dia, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis 27 Oktober 2022.

Ia menegaskan, PWI Pusat sebagai organisasi yang menaungi puluhan ribu wartawan dari seluruh Indonesia ingin menjalankan peran strategis pers. Salah satunya mendorong optimisme dan memberikan dukungan kepada pemerintah serta pelaku multisektor industri di Indonesia.

“Kami ingin mempertegas peran kami sebagai bagian dari pers Indonesia untuk terus tanpa lelah berusaha membantu pemerintah menyelesaikan dan menghadapi tantangan-tantangan bangsa ke depan di berbagai sektor,” ucap dia.

BACA JUGA:   Kritisi SKK Migas, Mukhtarudin: Target Produksi Minyak 1 Juta Barel pada 2030 Hanya Mimpi

Ia mengatakan, menuju pemulihan ekonomi, saat ini Indonesia justru dihadapkan ancaman dunia yang serius. Konflik geopolitik pascapandemi telah memicu berbagai krisis.

“Kondisi hari ini membuat banyak sektor harus siaga penuh dalam mempersiapkan keadaan terburuk yang mungkin dapat hadir,” ujar dia.

Selain itu, krisis keuangan, pangan, dan energi global yang terjadi sekarang ditambah dengan tekanan inflasi menjadikan dunia dibayangi dengan ancaman resesi.

Dengan adanya ketidakpastian yang terutama diakibatkan oleh The Perfect Storm, sejumlah lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 berada pada kisaran 2,3 persen-2,9 persen.

BACA JUGA:   Teras Narang: Perubahan atas Undang-undang Paten merupakan Keniscayaan

Proyeksi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2022 yang berada pada kisaran 2,8 persen-3,2 persen.

“Dengan kondisi demikian, tentu Indonesia juga harus hati-hati dan waspada,” ucap dia.

Meski kinerja ekspor Indonesia diperkirakan akan terpengaruh, lanjut dia, Asian Development Bank (ADB) masih optimististis dengan kinerja perekonomian Indonesia. Sebab, pemulihan ekonomi Indonesia dianggap masih berada pada jalurnya.

“Berbicara mengenai ancaman krisis, pasti kita sebagai makluk hidup membutuhkan makan, jadi sudah sepantasnya kita mempertanyakan bagaimana pemerintah mempersiapkan, menghindarkan negara kita dari krisis pangan,” kata dia.

(ANTARA)