Oktober 2022 Palangka Raya dan Sampit Alami Deflasi

Hardi/BERITA SAMPIT - Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro saat menyampaikan rilis

PALANGKA RAYA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Eko Marsoro di Kantor BPS Kalteng, menyampaikan rilis Indeks Harga Konsumen (IHK), Selasa 1 November 2022.

Disampaikan bahwa perkembangan harga berbagai komoditas pada Oktober 2022 secara umum di Kota Palangka Raya menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada Oktober 2022 di Kota Palangka Raya terjadi deflasi sebesar 0,07 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,45 pada September 2022 menjadi 114,37 pada Oktober 2022.

“Tingkat inflasi tahun kalender (Oktober 2022 terhadap Desember 2021) sebesar 6,06 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2022 terhadap Oktober 2021) sebesar 7,39 persen,” ucapnya.

Deflasi bulanan (0,07 persen) di Kota Palangka Raya terjadi karena penurunan nilai indeks harga konsumen di beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transportasi (0,87 persen), kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan (0,42 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,11 persen), dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,06 persen).

Kelompok pendidikan dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya relatif stabil. Sementara itu terdapat beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,52 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,43 persen), kelompok kesehatan (0,42 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (0,02 persen), dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga (0,01 persen).

“Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dan memberikan andil deflasi di Kota Palangka Raya pada Oktober 2022 antara lain angkutan udara, bawang merah, cabai rawit, telepon seluler, tomat, emas perhiasan, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, dan daging sapi,” jelasnya.

Sementara komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain beras, bensin, mie, nasi dengan lauk, daging yam ras, ikan gabus, ikan baung, ikan goreng, sawi hijau, dan solar.

Sementara inflasi tahun kalender (6,06 persen) terjadi karena peningkatan indeks kelompok kelompok transportasi (14,97 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (6,72 persen), kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin (6,57 persen), dan kelompok makanan, minuman dan tembakau (6,40 persen).

Inflasi tahun ke tahun (7,39 persen) di Kota Palangka Raya disebabkan oleh meningkatnya indeks harga konsumen pada beberapa kelompok pengeluaran, antara lain pada kelompok transportasi (19,93 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (8,48 persen), dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (7,54 persen).

Searah dengan Kota Palangka Raya, perkembangan harga berbagai komoditas pada Oktober 2022 di Sampit secara umum juga menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada Oktober 2022 di Sampit mengalami deflasi sebesar 0,01 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116,57 pada September 2022 menjadi 116,56 pada Oktober 2022.

“Tingkat inflasi tahun kalender (Oktober 2022 terhadap Desember 2021) sebesar 5,61 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2022 terhadap Oktober 2021) sebesar 6,64 persen,” lugasnya.

Deflasi pada Oktober 2022 (0,01 persen) di Sampit terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran, yaitu pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,12 persen), kelompok perumahan, air dan listrik (0,10 persen), kelompok transportasi (0,03 persen), dan kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,02 persen). Kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, dan kelompok pendidikan relatif stabil.

Sementara itu terdapat beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok kesehatan (0,47 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,12 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (0,06 persen), dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin (0,05persen).

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan indeks harga dan memberikan andil deflasi di Sampit pada Oktober 2022 antara lain minyak goreng, telur ayam ras, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, cabai rawit, mangga, angkutan udara, emas perhiasan, nangka muda, cabai merah, dan bawang merah.

“Sementara itu beberapa komoditas yang mengalami kenaikan indeks harga antara lain kacang panjang, rokok kretek, kangkung, pisang, semangka, ketimun, daging ayam ras, pelumas/oli mesin, rokok putih, dan beras.

Inflasi tahun kalender (5,61 persen) terjadi karena peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran, yaitu pada kelompok transportasi (13,40 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (7,22 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (5,90 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (5,85 persen), kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (4,62 persen), serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (4,41 persen).

Inflasi tahun ke tahun (6,64 persen) disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada kelompok transportasi (14,67 persen), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (7,51 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (7,48 persen), dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (6,85 persen), Indeks harga konsumen pada level pedagang eceran Kalimantan Tengah dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan, yakni Kota Palangka Raya dan Sampit.

Selama Oktober 2022, tercatat telah terjadi deflasi sebesar 0,04 persen atau mengalami penurunan indeks harga konsumen dari 115,23 (September 2022) menjadi 115,18 (Oktober 2022). Deflasi pada Oktober 2022 (0,04 persen) ini disebabkan oleh penurunan indeks harga pada kelompok transportasi (0,55 persen), kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,24 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,08 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,07 persen), dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga (0,03 persen).

Kelompok pendidikan dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya relatif stabil. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga adalah kelompok kesehatan (0,44 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,39 persen), kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,29 persen), dan kelompok pakaian dan alas kaki (0,04 persen).

Inflasi tahun kalender (5,89 persen) disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada kelompok transportasi (14,36 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (6,87 persen), serta kelompok makanan, minuman dan tembakau (6,19 persen).

“Inflasi tahun ke tahun (7,10 persen) diakibatkan oleh peningkatan indeks kelompok transportasi (17,86 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (8,06 persen), dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (7,53 persen),” pungkasnya. (Hardi)