Tangani Perubahan Iklim, Indonesia Ajak Semua Negara Beraksi Lebih Kuat

ANTARA/BERITA SAMPIT - Menteri LHK Siti Nurbaya (kedua kiri), Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono (kiri) dan Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (kedua kanan) di pembukaan Paviliun Indonesia COP-27 di Sharm el-Sheikh, Mesir, Minggu waktu setempat (6/11/2022).

JAKARTA – Indonesia mengajak semua negara untuk melakukan aksi lebih kuat dan berkolaborasi dalam melakukan berbagai langkah pengendalian perubahan iklim dengan melakukan peningkatan ambisi target iklim.

“Kami mengajak semua negara untuk bekerja sama untuk menyelamatkan bumi,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya dalam pembukaan Paviliun Indonesia COP-27 di Sharm el-Sheikh, Mesir yang diikuti virtual dari Jakarta, Minggu 6 November 2022 malam.

Siti menjelaskan Indonesia telah menyampaikan dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) ke Sekretariat UNFCCC sebagai bukti peningkatan komitmen Indonesia yang lebih kuat dalam upaya pengendalian perubahan iklim.

BACA JUGA:   Legislator Golkar: Mari Perkuat Ikatan Kebangsaan Pasca Pemilu 2024

Berdasarkan dokumen tersebut, Indonesia meningkatkan target pengurangan emisi gas rumah kaca pada 2030 dari 29 persen menjadi 31,89 persen dengan upaya sendiri atau dari 41 persen menjadi 43,2 persen dengan dukungan internasional.

Indonesia menjadi salah satu dari 29 negara yang sudah menyampaikan Enhanced NDC dari sekitar 190 negara dalam konvensi UNFCCC. Peningkatan ambisi mitigasi, adaptasi, perubahan iklim dan sarana implementasinya sesungguhnya merupakan kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan COP26 tahun lalu.

Sektor kehutanan dan penggunaan lahan (FoLU) akan menjadi penyokong utama pencapaian target pengurangan emisi Indonesia dengan kebijakan untuk penyerapan bersih sektor tersebut yang diwujudkan dalam FoLU Net Sink 2030.

BACA JUGA:   Mukhtarudin Dorong Percepatan Pengembangan Kendaraan Listrik di Tanah Air

“Setelah dilakukan analisis mendalam, kami yakin bahwa sektor kehutanan bisa mencapai net sink pada tahun 2030,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan semua pihak harus mengambil peran dalam pengendalian perubahan iklim.

Menurut Lestari, perlu dilakukan aksi yang benar-benar bisa menyelesaikan masalah secara fundamental.

“Bukan sekadar menyelesaikan gejalanya saja,” kata dia usai membuka Paviliun Indonesia.

Ia juga menyoroti pentingnya untuk kembali kepada kearifan lokal yang telah terbukti mampu merawat bumi. (Antara).