Potensi Pertanian Kalteng Harus Terus Digali

HARDI/BERITA SAMPIT - Anggota Komisi II DPRD Kalteng Natalia.

PALANGKA RAYA – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Natalia mengatakan, potensi pertanian dalam arti luas ke depan harus terus digali, dalam rangka meningkatkan sumber mata pencaharian masyarakat.

“Kami berharap ke depan Kalimantan Tengah memiliki program pertanian terpadu, yakni khususnya terkait strategi pengembangan Agribisnis dan kawasan agropolitan sebagai pendorong ekonomi wilayah di Kalimantan Tengah,” katanya melalui rilis yang diterima pada Rabu, 9 November 2022.

Ia juga mengatakan, bahwa sistem pertanian terpadu sangat bagus dan merupakan salah satu strategi pengembangan agribisnis dan kawasan agropolitan di suatu daerah di Kalimantan Tengah ke depan.

“Kalimantan Tengah bisa mengembangkan berbagai potensi pertanian dengan sistem terpadu khususnya dalam pengembangan agribisnis dan agropolitan di beberapa daerah di kabupaten dan kota,” jelasnya.

BACA JUGA:   Dewan Kalteng Sebut Pentingnya Peran Pemerintah dalam Menjaga Pasokan dan Stabilitas Harga Beras

Menurut Natalia, lahan untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian di Kalteng masih sangat memadai. Ia juga yakin, kawasan pertanian terpadu bisa juga menjadi lokasi wisata seperti halnya yang sudah ada di kota-kota besar saat ini.

“Lokasi pertanian terpadu bisa menjadi kawasan agribisnis pada sektor usaha pertanian dalam arti luas,” lugasnya.

Selain itu, sistem pertanian terpadu merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan sub sektor pertanian seperti tanaman buah-buahan, kembang, ternak dan ikan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya lahan, manusia dan faktor tumbuh lain, serta kemandirian dan kesejahteraan petani.

BACA JUGA:   Persoalan Pendidikan di Kalteng Harus Segera Diselesaikan Secara Adil

“Pemerintah daerah harus memberikan dukungan bantuan berupa bibit tanaman pangan atau hortikultura beserta saprodinnya untuk pemanfaatan lahan untuk mencukupi ketersediaan pangan sekaligus mendongkrak produktivitas hasil pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani,” harapnya.

Dijelaskan bahwa pemberian bantuan saprodi pertanian dalam upaya membantu pengendalian penyakit yang berimbas pada pemasaran hasil pertanian.

Natalia juga mengatakan, realokasi anggaran yang lebih besar untuk dialokasikan berupa bantuan benih atau bibit dan saprodi.

Kemudian juga mengoptimalkan seluruh lahan pertanian dengan pemanfaatan lahan tidur yang masih belum dimanfaatkan secara optimal dan intensifikasi pekarangan melalui pemberdayaan Kelompok tani untuk budi daya lahan pekarangan maupun pengolahan hasilnya. (Hardi).