Hasil P5 Siswa SMP Negeri 1 Sampit Melebihi Ekspektasi Guru

IST/BERITA SAMPIT- Bazar projek penguatan profil pelajar pancasila, dihadiri pihak Disdik Kotim Pengawas Pembina, Syahrani didampingi Kepala SMP Negeri Sampit Maspa Puluhulawa (kanan) saat melihat kerajinan gelang tangan.

SAMPIT – SMP Negeri 1 Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam pelaksanan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tahap satu mengambil tema kearifan lokal, dan dengan kreatifitasnya siswa berhasil membuat produk yang memiliki nilai jual dan nilai guna.

“Awalnya kami ragu apakah siswa mampu menjalankan projek dengan baik namun ternyata hasilnya diluar ekspektasi kami,” kata Kepala SMP Negeri 1 melalui Wakil Bidang Kesiswaan Yuli Karyati.

Dalam melaksanakan P5, SMP Negeri 1 Sampit mengambil waktu dua pekan dalam pengerjaannya, awalnya siswa kelas VII dengan 9 ruang ada beberapa yang belum berhasil namun setelah beberapa hari mereka mulai bisa mengerjakan projek masing-masing.

BACA JUGA:   Tiga Pentolan Gerindra yang Berpeluang Maju di Pilkada Kotim

Bermacam-macam projek yang mereka buat dengan tema kearifan lokal, seperti menari, membuat makanan khas Kalimantan Tengah (Kalteng), membuat baju daerah dan lainnya.

“Guru hanya sebagai fasilitator, dan memberikan masukan dan saran, banyak pelajaran yang mereka dapat dari proses selama dua minggu, awalnya ada yang gagal kemudian tanpa menyerah mereka berhasil,” ungkapnya, Senin 21 November 2022.

Ia melanjutkan pada hari perayaan aksi projek pertama, sekolah siapkan satu hari untuk perayaan produk dan aksi P5 pada 29 September 2022 lalu, masing-masing kelas mendapatkan satu meja untuk menaruh hasil produk P5 tahap I mereka, jika produk mereka adalah menari daerah maka mereka tampil di halaman sekolah.

BACA JUGA:   SMP Negeri 2 Sampit Bagikan Takjil untuk Masyarakat

SMP Negeri 1 Sampit yang beralamat di jalan A Yani Sampit ini pada hari perayaan P5 mengundang Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim serta orang tua murid. Siswa menampilkan kreasi mereka, ada yang membuat keranjang, sepatu hias dengan motif dayak.

Kreatifitas siswa diasah, setiap kelas ada enam kelompok memiliki produk P5 yang berbeda-beda, diharapkan siswa bisa belajar dari proses pembuatan produk tersebut.

“Mereka belajar dari prosesnya itu mengambil nilai-nilai Pancasila bisa tertanam seperti kerjasama, pantang menyerah, dan lain sebagainya,” pungkasnya. (Nardi).