Defisit Platinum Diperkirakan Pada 2023 Setelah Surplus Besar

Foto Dokumen: Batangan logam platinum murni 99,98 persen terlihat di pabrik logam non-ferrous Krastsvetmet, salah satu produsen terbesar dunia dalam industri logam mulia, di kota Krasnoyarsk, Siberia, Rusia 22 November 2018. ANTARA/REUTERS/Ilya Naymushin

LONDON – Dewan Investasi Platinum Dunia (WPIC) memperkirakan pada Selasa 22 November 2022, terjadinya defisit logam yang digunakan dalam sistem pembuangan (knalpot) kendaraan, industri dan perhiasan pada tahun 2023, setelah mencatat surplus yang besar dan kuat tahun ini.

Penggunaan oleh pembuat mobil akan meningkat dan investor akan beralih dari penjual bersih ke pembeli bersih, mendorong permintaan pada 2023 melonjak 19 persen menjadi 7,77 juta ounce, terbesar sejak 2020.

Pemadaman listrik dan pemeliharaan di tambang di produsen utama Afrika Selatan sementara itu akan membatasi pasokan, menciptakan defisit 303.000 ounce tahun depan, kata WPIC, yang menggunakan data dari konsultan Metals Focus.

WPIC juga mengatakan pasar akan kelebihan pasokan tahun ini sebesar 804.000 ounce, kurang dari surplus 974.000 ounce yang diharapkan dalam laporan kuartalan terakhirnya pada September.

Permintaan industri otomotif didorong oleh meningkatnya produksi kendaraan dan peraturan yang lebih ketat yang membutuhkan lebih banyak logam dalam sistem pembuangan untuk menetralkan emisi.

Produsen juga mengganti paladium dengan platinum yang lebih murah untuk menghemat uang, dengan substitusi tersebut menyumbang 340.000 ounce permintaan platinum tahun ini dan lebih dari 500.000 ounce pada tahun 2023, kata WPIC.

Pembelian platinum batangan dan koin akan melonjak 49 persen tahun depan karena pembelian di Jepang meningkat, kata WPIC, sementara arus keluar logam dari exchange traded funds/ETF (kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya dicatat dan diperdagangkan di bursa) dan bursa akan sangat melambat.

Dikatakan permintaan dari industri akan menjadi rekor tertinggi kedua pada tahun 2023 karena penggunaan oleh pembuat kaca meningkat sebesar 52 persen.

Meskipun kelebihan pasokan, ketersediaan platinum terbatas karena China telah mengimpor 2,5 juta ounce sejak awal 2021, kata WPIC.

Impor ini tidak termasuk dalam data permintaan WPIC karena tidak jelas apakah dan bagaimana mereka digunakan.

“Kelebihan impor ini, baik digunakan atau disimpan sebagai persediaan, melebihi gabungan surplus global 2021 dan 2022, dan tidak akan tersedia untuk masuk kembali ke pasar Barat untuk mengatasi defisit pada 2023 karena kontrol ekspor domestik,” kata kepala eksekutif WPIC Trevor Raymond.

“Hal ini dapat menyebabkan pengetatan pasar platinum yang lebih jauh lagi tahun depan,” katanya. (Antara).