POPTI Sampit Permudah Penderita Thalassemia Jalani Pengobatan

Sekretaris POPTI Pusat Bangkit Prayoga saat melantik pengurus POPTI Cabang Sampit, Selasa (29/11/2022). (ANTARA/Norjani)

SAMPIT – Persatuan Orang tua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) Cabang Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim), berupaya membantu penderita thalassemia menjalani pengobatan.

Ketua POPTI Cabang Sampit Renny Septio Dewi di Sampit, Selasa 29 November 2022, mengatakan POPTI merupakan wadah berhimpun para orang tua yang anaknya menderita thalassemia.

“Penderita thalassemia perlu perhatian karena harus menjalani transfusi darah seumur hidup,” kata Renny Septio Dewi.

“Ada yang harus menjalani transfusi dua minggu sekali dan ada yang 1,5 bulan, tergantung kondisi tubuhnya, maka perlu perhatian,” terangnya.

Thalassemia merupakan penyakit kelainan darah yang biasanya terkena sejak anak-anak. Penyakit genetik ini diturunkan oleh kedua orang tua atau kakek nenek mereka.

Thalassemia bukan penyakit menular. Pencegahan penyakit ini bisa dilakukan dengan menghindari pernikahan antarsesama pembawa sifat thalassemia, dan deteksi dini penyakit ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah di laboratorium.

Sementara itu, kepengurusan POPTI Cabang Sampit resmi terbentuk ditandai dengan pelantikan dipimpin Sekretaris POPTI Pusat, Bangkit Prayoga.

Renny mengatakan saat ini ada 55 orang penderita thalassemia di Kotawaringin Timur yang terdata. Dia memperkirakan jumlahnya bertambah seiring terbentuknya POPTI yang menjadi wadah bersama para orang tua dan penderita thalassemia.

BACA JUGA:   Lurah Baamang Hulu: Belum Ditemukan Pungli Saat Sidak SPBU KM 8, Pengelola Parkir Harus Ditinjau Kembali

Saat pendataan awal pada 2021 lalu jumlah penderita thalassemia di Kotawaringin Timur hanya 30 orang. Kini jumlahnya sudah sebanyak 55 orang dan setiap bulan rata-rata ada penderita yang disampaikan datanya kepada POPTI.

“Ada yang berusia delapan bulan, hingga yang sudah berkeluarga,” ujarnya.

Renny sendiri juga mempunyai anak yang menderita thalassemia sejak anaknya berusia empat tahun. Dulu dia harus bolak-balik ke Banjarmasin untuk pemeriksaan dan transfusi.

Dia bersyukur karena kini semua bisa dilakukan di RSUD dr Murjani Sampit. Bahkan pemerintah daerah sudah menyiapkan rumah singgah bagi keluarga penderita thalassemia yang hendak menginap selama anak mereka menjalani transfusi darah di rumah sakit.

Pengobatan penderita thalassemia juga ditanggung BPJS Kesehatan. Mereka berterima kasih kepada pemerintah karena hal itu sangat membantu.

“Terima kasih RSUD dr Murjani yang selama ini telah banyak membantu. Yang masih menjadi kendala adalah belum adanya dokter hematologi sehingga untuk diagnosa harus ke Banjarmasin,” papar Renny.

BACA JUGA:   Jasad Bayi yang Baru Dilahirkan Mengapung di Kawasan Pelabuhan Sungai Mentaya Sampit

POPTI menjadi wadah bersama dalam berbagi informasi, saling memberi semangat serta memperjuangkan bersama aspirasi demi pelayanan terbaik bagi penderita thalassemia. Selain untuk pengobatan, juga perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah atau memutus mata rantai penyakit genetik tersebut.

“Kami berharap semua dan bersama mengedukasi tentang thalassemia untuk skrining dan memutus mata rantainya. Pengurus harus lebih giat lagi melayani sosial anak-anak thalassemia dan komunitas,” ucapnya.

Sekretaris POPTI Pusat, Bangkit Prayoga mengatakan, POPTI Cabang Sampit merupakan cabang yang ke-55 dari 60 cabang yang sudah terbentuk. Saat ini ada sekitar 11.000 penderita thalassemia di Indonesia.

Menurut Bangkit, biaya pengobatan thalassemia mahal. Penyakit thalassemia mayor termasuk dalam lima besar pemakai BPJS Kesehatan dan membutuhkan darah tidak sedikit.

“Rumah sakit adalah rumah kedua bagi penyandang thalassemia karena mereka setiap bulan atau bahkan beberapa minggu datang ke rumah sakit untuk transfusi darah. Kami berharap pemerintah bersama POPTI membuat upaya terkait pencegahan tersebut,” ujarnya.

(ANTARA)