Menko Airlangga Perkirakan Inflasi Akhir Tahun 5,34-5,5 persen, Banggar DPR: Kita Harus Optimistis

Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin

JAKARTA– Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin berharap inflasi kembali ke level normal di tahun 2023.

Mukhtarudin menyampaikan hal itu menanggapi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang memperkirakan tingkat inflasi pada akhir tahun akan terkendali di bawah level 6 persen.

Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini pun mengingatkan bahwa sinergi dan inovasi merupakan kunci dari prospek kinerja ekonomi Indonesia pada 2023 yang tentu akan melanjutkan ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional.

“Kita harus optimis dan perlu perkuat lagi ya. Hal ini tentu untuk menghadapi gejolak global dan kebangkitan tahun 2023,” tandas Mukhtarudin, Jumat, (9/12/2022).

Untuk diketahui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa tingkat inflasi pada akhir 2022 diproyeksikan mencapai kisaran 5,34 hingga 5,5 persen.

BACA JUGA:   Komisi VII DPR RI Mendesak Kementerian ESDM Kaji Ulang PJUTS yang Bermasalah

“Inflasi diperkirakan terkendali, setelah meningkat ke 5,95 persen, 5,71 persen, dan terakhir 5,42 persen, sampai akhir tahun diperkirakan bisa mencapai 5,34–5,5 persen,” katanya dalam Keterangan Pers Menteri terkait Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Selasa (6/12/2022).

Dalam sidang kabinet paripurna Selasa, menurut Airlangga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan jajaran menteri untuk mengantisipasi dampak kenaikan inflasi global ke ekonomi domestik, dan juga dampak cuaca ekstrem terhadap pergerakan harga barang dan jasa.

Pemerintah dalam sidang kabinet paripurna juga mengeluarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan 2022 akan mencapai 5,2 persen (year on year/yoy) dan meningkat menjadi 5,3 persen pada 2023.

BACA JUGA:   Index Pembangunan Pemuda Naik, Legislator Golkar Bilang Begini!

Sementara pertumbuhan ekonomi global, menurut Airlangga, diperkirakan mencapai 2,2-2,7 persen.

“Jadi Indonesia tumbuhnya mendekati dua kali lipat dari global karena (di global) tensi politik, inflasi, suku bunga global, stagflasi masih kelihatan,” ujar Airlangga.

Airlangga memaparkan peluang ekonomi Indonesia tetap bertumbuh pada 2023 dikarenakan kondisi pandemi COVID-19 yang tertangani dengan baik, APBN berfungsi optimal sebagai peredam guncangan (shock absorber), dan harga komoditas yang relatif masih tinggi.

“(Selain itu) Presidensi G20 Indonesia membuat kredibilitas kita di pasar internasional baik,” pungkas Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

(adista/beritasampit)