Pengalaman Siswi SMA Negeri 2 Sampit Mengikuti Pertukaran Pelajar ke Amerika Serikat

IST/BERITA SAMPIT- Siswi SMA Negeri 2 Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Vania Putri Arfanda Kurnia (kanan) bersama temannya dari india.

SAMPIT – Siswi SMA Negeri 2 Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Vania Putri Arfanda Kurnia yang terpilih menjadi salah satu peserta pertukaran pelajar internasional ke Amerika Serikat pada awal Agustus 2022, menceritakan pengalamannya saat berada di sana.

Vania mengatakan perasaannya ketika sampai di California, Amerika Serikat campur aduk, yang pasti ia senang karena proses untuk sampai di titik tersebut tidak mudah perlu waktu satu tahun mulai dari pendaftaran dan lain sebagainya.

“Ketika sudah sampai di sini sudah sampai di negara tujuan itu yang pasti rasanya senang banget terus ada juga rasa takut dan juga sedih karena tentunya Ini pertama kalinya buat Vania jauh dari keluarga jauh dari teman-teman pergi ke negara orang sendirian di umur yang masih 17 tahun,” ungkap Vania pada Minggu, 11 Desember 2022.

Vania bersyukur sekali karena ia lolos diprogram tersebut yang mana memberi kesempatan untuk menjalin pertemanan dan memperluas koneksi dengan orang-orang yang hebat dari negara-negara lain.

“Dan juga kenal dengan orang-orang baru yang udah beda mulai dari kebiasaan bahasanya, budaya, kemudian cara bergaul dan lain-lainnya jadi terkadang mau tidak mau Vania yang harus menyesuaikan diri,” ujarnya.

Menyesuaikan diri realitanya ternyata tidak gampang untuk memulai pertemanan dengan orang-orang yang ada di Amerika karena sifatnya individualis dan juga tidak basa-basi langsung to the point.

“Emang beda banget sih dari orang-orang di Indonesia yang suka basa-basi jadi langsung nyambung kalau di sini tuh mereka yang lebih individualis dan juga baik,” imbuhnya.

Vania menuturkan dirinya berteman bukan hanya dari Amerika namun juga banyak teman dari pertukaran pelajar dari negara lain seperti Thailand, Prancis, Jerman, India dan lain sebagainya.

Memiliki teman dari berbagai latar belakang sangat menarik karena bisa saling berbagi pengalaman dan wawasan pengetahuan.

BACA JUGA:   Diduga Ikut Bali, Puluhan Motor di Sampit Terjaring patroli Gabungan

Pergi ke negara yang pastinya memiliki banyak perbedaan dari Indonesia tentunya ada rasa khawatir tersendiri, tapi yang paling dominan yang ia rasakan itu adalah rasa semangat karena sudah menanti-nantikan hal tersebut dari awal mendaftar dan proses segala macam yang memakan waktu satu tahun, dan ketika terwujud bisa pergi ke negara yang diimpikannya ada rasa puas tersendiri untuk Vania.

Vania menuturkan pada 14 sampai 18 November 2022 adalah International Education Week yang mana Vania sebagai siswa pertukaran pelajar diberikan kesempatan untuk mempresentasikan atau memperkenalkan Indonesia kepada teman-temannya di sekolah.

Jadi Vania waktu itu melakukan empat presentasi di sekolah kemudian juga melakukan sekitar 12 presentasi di salah satu Elementary School atau SD di Amerika, jadi partisipannya itu lebih dari 250 orang, ia menceritakan letak Indonesia karena teman-temannya di sana masih banyak yang belum tahu ada negara yang namanya Indonesia.

“Sebagian tahu namun lebih banyak yang tidak tahu, namun rata-rata dari mereka itu tahu Bali, jadi Vania menjelaskan kalau Bali itu ada di Indonesia, kemudian ketika mempresentasikan Vania juga memakai baju daerah,” kata Vania.

Dia menggunakan baju Dayak, ada juga pakai Kebaya dan sempat juga menggunakan seragam sekolah putih abu-abu dan menuai respon positif dari teman-temannya mengatakan seragamnya bagus. Teman Vania juga menanyakan terkait sistem pendidikan di Indonesia.

Vania menjelaskan tentang sistem pendidikan di Indonesia, kemudian Vania juga menceritakan dan mempresentasikan tentang budaya seperti tarian, arti lambang Indonesia, Pancasila, Bendera Merah Putih, lagu nasional dan lainnya.

Ia juga memberikan gambaran bagaimana Indonesia itu karena teman-teman di sini masih banyak yang mengira kalau Indonesia itu kayak hutan.

BACA JUGA:   Saat Masih Bangun Pondasi Sudah Kami Tegur, Penggugat: Saudara itu Berbohong

“Kayak mereka nanya di Indonesia tuh pakai mobil enggak, di Indonesia itu gimana sih rumahnya, gimana sih kehidupannya, airnya dan semacamnya. Karena teman-teman juga banyak yang penasaran Vania akhirnya menceritakan kalian di Indonesia itu kita juga punya gedung tinggi-tinggi dan kemudian menunjukan video tentang Indonesia,” ujarnya.

Vania juga sempat memasak masakan Indonesia kepada teman-temannya seperti klepon dan juga dadar gulung dan pisang coklat. Dan ia juga memperkenalkan mie instan indonesia kepada temannya dan mereka sangat suka bahkan ketagihan.

Vania menyampaikan selama di Amerika tentunya makanan yang akan dirindukan sangat banyak. yang pasti pertama itu adalah nasi padang, karena ia saat masih di Sampit hampir tiap hari makan nasi padang.

“Setiap habis kegiatan sekolah makan nasi padang sama teman-teman kemudian setiap makan siang makan nasi padang sama keluarga,” ungkapnya.

Kemudian Vania juga kangen banget sama mie ayam, bakso, seblak, martabak telur dan lain sebagai, yang tidak bisa temukan di Amerika. Ia juga merindukan masakan ibunya namun untungnya ia sempat membawa bumbu-bumbu yang bisa mengobati rasa rindunya terhadap masakan Indonesia. Selama di Amerika ia membiasakan diri makan makanan dari berbagai negara seperi Jepang, Thailand dan Meksiko dan mulai terbiasa dengan hal tersebut.

Vania juga mengaku sering salah bicara keceplosan menggunakan bahasa Indonesia bahkan Bahasa Banjar kepada teman-temannya diluar negeri, namun teman-temannya memaklumi itu karena mereka tahu Bahasa Inggris bukan bahasa yang sehari-hari digunakan di Indonesia.

“Karena setiap hari harus pakai Bahasa Inggris ya jadi kadang tuh ada rasa capek tersendiri karena harus ngomong pakai bahasa yang emang bukan bahasa keseharian kita jadi kadang ada aja kata-kata yang keceplosan ketika lagi ngobrol sama teman,” pungkas Vania. (Nardi).