Gunung Mas Temukan 48 Kasus HIV-AIDS hingga 2022

M.Slh/BERITA SAMPIT - Ketua pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Gunung Mas, Efrensia L.P Umbing saat memasang lambang pita merah dalam kampanye Hari AIDS Sedunia kepada peserta yang ikut talkshow.

KUALA KURUN – HIV AIDS adalah penyakit yang menjadi momok bagi manusia di seluruh dunia, apalagi hingga kini belum ada obat yang mampu menyembuhkannya.

AIDS merupakan sindrom atau kumpulan dari gejala yang muncul akibat sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah. Di mana Infeksi yang seharusnya tidak parah pada orang nomal, dapat saja menjadi mematikan pada penderita AIDS.

Kemudian, AIDS disebabkan oleh HIV yang masuk ke dalam tubuh akan menghancurkan sel CD4. Di mana sel CD4 ini merupakan bagian dari sel darah putih yang melawan infeksi. Sehingga semakin sedikit sel CD4 dalam tubuh, maka semakin lemah pula sistem kekebalan tubuh seseorang.

“Di Kabupaten Gunung Mas sampai Tahun 2022 ini telah di temukan 48 kasus HIV-AIDS positif baik yang aktif menjalani pengobatan, loss atau tidak mau menjalani pengobatan rutin. Banyak juga yang sudah meninggal dunia, pindah domisili sehingga tida terdata lagi,” ungkap Ketua pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Gunung Mas, Efrensia L.P Umbing pada saaat memberikan sambutan pada kegiatan Talkshow hari AIDS Sedunia 2022, Rabu 28 Oktober 2022.

BACA JUGA:   Ini Harapan Bupati Gunung Mas usai Pengukuhan Pengurus KONI Periode 2024-2028

Lebih lanjut dikatakannya, kebanyakan pasien Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) di Kabupaten Gunung Mas banyak menjalani pengobatan di BLUD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, karena takut diketahui oleh masyrakat disekitar.

“Karena di masyarakat kita masih tingginya stigma dan diskriminasi terhadap mereka, karena kurangnya pengetahuan dan informasi tentang penyakit HIV-AIDS ini,” sebutnya.

Dijelaskanya, dari kasus pasien ODHA yang  di sebutkan tersebut diyakini bahwa, angka sebenarnya dapat lebih besar layaknya fenomena Gunung Mas. Di mana yang terlihat hanya bagian kecil di permukaan, akan tapi sebenarnya bagian besar di dasarnya tidak terlihat.

Di mana hal tersebut diakibat karena berbagai faktor, antara lain kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat sehingga tidak ada yang mau melakukan pemeriksaan secara dini, terbatasnya penyebarluasan informasi, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) serta terbatasnya akses masyarakat terhadap tes dan pengobatan HIV.

“Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Gunung Mas dimana keanggotaannya terdiri dari unsur pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi profesi serta sektor dan organisasi terkait, menjalankan tugas dan fungsi merumuskan kebijakan, strategi dan langkah- langkah penanggulangan sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional,” ucap Efrensia L.P Umbing.

BACA JUGA:   Program Unggulan Tiga Smart Belum Sepenuhnya Tercapai

Perempuan yang kini menjabat sebagai wakil Bupati Gunung Mas ini, menyebutkan tugas dan fungsi Komisi Penanggulangan AIDS ini akan berjalan baik jika terdapat sinergisitas dalam bentuk dukungan dan kepedulian dari masyarakat.

“Peringatan hari AlDS sedunia tahun 2022 ini kita gunakan sebagai momentum untuk memperkuat komitmen dan rasa memiliki semua pihak atas pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS dan penyakit infeksi menular seksual lainnya,” ujarnya.

Pada kesempatan itu juga menyebutkan peringatan hari AIDS sedunia tahun 2022 ini harus di jadikan sebagai kesempatan emas untuk menyebarluaskan informasi tentang pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS kepada masyarakat khususnya anak muda sebagai generasi penerus kelak dengan harapan upaya ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.

“Sehingga akan muncul gerakan kepedulian terhadap pencegahan HIV, memahami pentingnya melakukan tes HIV sehingga tahu status HIV-nya dan bila positif dapat segera diobati, sehingga kematian dapat dicegah dan kualitas hidup serta produktivitasnya dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan,”tutupnya. (Ale)