Pemberdayaan Masyarakat, Pelatihan Pembuatan Kerajinan Dari Pelepah Pisang

IST/BERITA SAMPIT - Kelompok mahasiswa pendidikan Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP UHO, saat melakukan pelatihan kepada masyarakat.

KENDARI – Kelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, pada Desember lalu melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa “Pelatihan Pembuatan Kerajinan Dari Pelepah Pisang” di Desa Marga Cinta, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Ketua Kelompok, Andini menjelaskan bahwa pelepah pisang merupakan bagian dari batang pisang yang memiliki struktur batang yang sangat berbeda dengan tanaman lainnya,karena merupakan batang palsu yang tersusun dari pelepah-pelepah yang terbungkus dan berimpitan dan serat yang didapat dari pelepah pisang adalah serat yang kuat.

“Pelepah pisang juga memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan, serta apabila dikeringkan menjadi padat sehingga menjadikannya suatu bahan yang memiliki daya serat yang cukup bagus. Selain itu serat pelepah pisang juga memiliki keunggulan yaitu berdaya simpan tinggi sehingga sangat potensial untuk dimanfaatkan,” bebernya, Senin 2 Januari 2023

Anggota kelompok lainnya, Siti Sumriati juga menambahkan, pengolahan pelepah pisang yang sederhana melalui penjemuran dan sekedar menjadi bahan baku untuk rumah produksi kerajinan berbahan dasar pelepah pisang yang menjangkau daerah sekitar.

“Pelepah pisang yang telah dikeringkan dalam kurun waktu 3-4 hari dengan bergantung pada cuaca (sinar matahari). Pelepah pisang dapat digunakan sebagai peredam suara, manfaat pelepah pisang yang lainnya yaitu dapat diolah menjadi kerajinan tas, tikar, sendal, kap lampu, kursi, tempat pensil dan lainya,” ungkapnya.

Sedangkan anggota kelompok lainnya, Nanda Agustina menjelaskan, pelepah pisang memiliki jaringan seluler dengan pori-pori yang saling berkaitan sehingga ketika dilakukan proses pengeringan akan menjadi padat.

“Pelepah pisang merupakan tanaman dengan daya simpan lama, ditemukan dibanyak tempat sebagai limbah pertanian, dan biaya yang dikeluarkan cukup rendah dalam perolehan bahan maupun penenganan bahan yang dilakukan. Pelepah pisang memiliki kandungan aselulosa sebesar 83,3% dan lignin sebesar 2,97%. Berdasarkan kandungan selulosanya makan pelepah pisang dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku kertas pengganti kayu dengan nilai selulosa diatas 80%. Banyaknya limbah pelepah pisang yang dibiarkan sehingga membusuk yang mencemari lingkungan,” jelas Nanda.

Sementara perwakilan masyarakat Desa Marga Cinta, Nurjannah mengatakan bahwa pemanfaatan pembuatan dari pelepah pisang menjadi sebuah kerajinan vas bunga dan tempat tisu yang sangat bagus.

“Karena dengan demikian mereka dapat mengelolah pelepah pisang menjadi suatu kerajinan itu sangat merupakan nilai ekonomi yang tinggi dengan berbagai macam kerajinan yang dapat di jual maupun menjadi hiasan alat rumah tangga. Kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi FKIP UHO dinilai sangat bermanfaat dalam melatih pemikiran masyarakat menjadi kreatif, serta menanamkan rasa peduli terhadap lingkungan,” ungkapnya

Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan peserta sosialisasi yang dibuktikan dengan hasil penyebaran kuisioner bahwa 85% peserta telah sangat baik memahami cara pembuatan kerajinan tangan yang telah diajarkan. Kegiatan ini diintegrasikan ke dalam kegiatan masyarakat sehingga dapat menunjang keterampilan ibu/bapak dan pemberdayaan masyarakat di masa yang akan mendatang. (rahul)