Padahal Ada Lima Pangkalan, Warga Desa Pundu Keluhkan Kelangkaan Elpiji Subsidi

CANDRA TOBING / BERITA SAMPIT - Elpji tiga kilogram yang diecer di salah satu warung di Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur.

SAMPIT – Kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kilogram di Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur membuat warga kesulitan untuk mendapatkannya, jika ada harganya sangat mencekik.

Dari pantauan wartawan Berita Sampit di lapangan di desa itu ada lima lokasi pangkalan gas elpiji subsidi, namun demikian semua pangkalan kehabisan stok gas, bahkan ada beberapa pangkalan yang tutup. Sementara yang bukan hanya melayani penjualan gas non subsidi kepada masyarakat.

Dari informasi beberapa pemilik pangkalan menjelaskan bahwa dalam satu bulan pangkalan bisa menerima dua smpai tiga kali pengiriman gas dari agen, yang rata rata satu kali kedatangan bervariasi setiap pangkalan, ada yang 200 sampai 300 tabung gas.

Salah seorang warga yang berhasil diwawancarai, Yanti mengatakan bahwa akibat kelangkaan gas ini mereka harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk mendapatkan gas tersebut.

“Kami sebagai ibu rumah tangga dan juga memiliki usaha kecil-kecilan ini merasa terbebani dengan kelangkaan gas ini, kami terpaksa harus membeli gas yang lebih mahal harganya di warung warung, kalau mengharap dari pangkalan tidak mencukupi, dan juga di pangkalan stok langsung habis,” ungkap ibu satu anak ini, Kamis 5 Jauari 2023.

Penjual gorengan ini juga menjelaskan harga di setiap pangkalan berbeda-berbeda, ada yang masih menjual sesuai HET (harga eceran tertinggi) yang di tentukan pemerintah dan tidak sedikit juga yang menjual di atas HET yang nominalnya dikisaran Rp30 ribu sampai Rp35 ribu per tabung gas, sedangkan kalau sudah membeli di tingkat pengecer harganya bisa mencapai Rp40 ribu sampai Rp45 ribu per tabung.

Mereka juga menyesalkan atas kebijakan pangkalan yang lebih mengutamakan penjualan kepada pedagang eceran, yang notabene membeli gas dalam jumlah banyak, sedangkan masyarakat yang jadi sasaran penjualan dipersulit dengan berbagai alasan oleh pihak pangkalan.

Dari itu mereka berharap pemerintah bisa mengatasi masalah kelangkaan gas tersebut, dengan terus melakukan pengawasan kepada pangkalan-pangkalan yang beroperasi di Desa Pundu tersebut, agar tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan sebagai ladang bisnis menguntungkan secara pribadi.

Berita Sampit juga sempat datang ke salah satu warung yang menjual gas elpiji tiga kilogram, saat ditanya dirinya mengaku menjual gas itu dengan harga Rp45 ribu. Harga elpiji dijual di atas HET lantaran dirinya membeli dengan harga tinggi pula dari pangkalan.

“Harganya Rp45 ribu saya jual gas ini (elpiji 3 kilogram),” ucap pemilik warung sembako tersebut.(Tobing)