Penghijauan Wilayah Pegunungan di Desa Lere yang di Fasilitasi Pihak Asing Dibatalkan, Ada Apa?

NAIN/BERITA SAMPIT - Suasana Rapat Koordinasi di Kantor Pemerintah Kecamatan Parado, Rabu 25 Januari 2023.

BIMA – Rencana Program Penghijaun Wilayah Pegunungan di Desa Lere Kecamatan Parado Kebupaten Bima Propinsi NTB yang di Fasilitasi Pihak Asing di bawah naungan Yayasan Pulau  Hayati Lestari resmi di batalkan, Rabu 25 Februari 2023

Pembatalan tersebut dinilai ada misi dan rencana tertentu yang disiapkan oleh pihak Asing, mengingat parado merupakan wilayah yang dinilai memilik sumber tambang emas yang cukup luas. Hal tersebut diungkapkan salah satu masyarakat yang tidak ingin disebutkan namanya.

Ia mengatakan bahwa konspirasi dalam dua hari belakangan sangat urgen sekali. Terkait program tersebut sangat berdampak pada pemahaman dan pola pikir masyarakat parado.

“Oleh karena itu penting bagi kita untuk memberhentikan dan membatalkan program tersebut, apalagi sumber itu dari pihak asing. Kita dihadapkan dengan orang-orang asing. Karena semua itu adalah bagian yang harus kita cegah. Ketika pihak-pihak asing hadir di parado, itu sirkulasinya sangat sensitif. Sebab itu menjadi bagian terpenting sebagai dasar sebelum kita melakukan sesuatu. Sirkulasi dan komunikasi sosial ini akan menjadi polemik karena itu dapat melahirkan keretakan di kehidupan sosial kita,” ungkapnya disela-sela kegiatan rapat koordinasi tentang program penghijauan kembali hutan di Aula Kantor Pemerintah Kecamatan Parado.

Rapat Kordinasi tersebut turut dihadiri Babinsa Desa Lere, Pihak Polsek Parado, Unsur Pemerintahan Desa se Kecamatan Parado, Unsur Badan Permusyawaratan Desa se Kecamatan Parado, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda serta Ikatan Mahasiswa Pelajar Parado ( IMAPPA ).

“Apakah tidak boleh kita dorong masyarakat parado itu sendiri?, apakah parado ini sudah tidak cukup sejarah bahwa parado ini pernah hijau dengan tangan-tangan orang parado itu sendiri, lantaran kemudian hadir orang lain itu yang dinilai membuat sirkulasi sosial jadi sangat tidak stabil,” sambungnya.

Menurut dia, sangat diperlukan koordinasi yang efektif dari pemerintah kecamatan dan masyarakat, karena ini menjadi catatan penting bagi semua agar tidak terjadi lagi stabilitas mengingat perkembangan sosial di medsos hari ini yang memang harus dipikirkan sebagai dasar sebelum melakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Ditempat yang sama, Ahmaddin, salah satu pemuda berharap dengan mengamati perkembangan yang terjadi dan ketika hal tersebut tidak disampaikan dengan baik, maka orang – orang bisa berasumsi.

“Saya mengamati, kita di parado ini sangat sensitif, tapi sesungguhnya hari ini kalau tidak di sampaikan dengan baik, tentu kita tau, bahwa di parado ini ada kejadian yang luar biasa. Memakan korban dan sebagainya. Inilah mungkin yang mengkhawatirkan bagi masyarakat. Mari kita jaga Marwah parado yang dikenal dengan orang yang beretika. Mau tidak mau suka tidak suka program tersebut harus kita hentikan sehingga citra kita harus di jaga. Maka program itu harus dihentikan,” bebernya.

Sementara itu, Camat Parado Hamzah, berharap dengan adanya polemik tentang adanya program penghijauan kembali hutan di Desa Lere, agar pertemuan tersebut bisa membawa berkah.

“Kami ucapkan terima kasih, rapat kali ini sangat fundamental karna kehadiran program yang ditawarkan pihak asing ini menjadi aspek pertimbangan kita agar kegiatan yang bekerja sama dengan orang asing ini bisa diberhentikan,” harapnya.

Hamzah mengatakan, sebagai Pemerintah Kecamatan Parado pihaknya mengaku bahwa kehadiran pihak asing yang dinaungi Yayasan Pulau Hayati Lestari tersebut baru diketahui.

“Kami baru tahu kemarin, sengaja saya terima pihak asing kemarin karena untuk mengetahui program apa yang di jalankan. Dengan pertimbangan keamanan dari semua unsur pemerintahan Desa se Kecamatan Parado, kita sampaikan rencana kegiatan program penghijauan ini ada titik terang yaitu dihentikan,” tutupnya.

(Nain)