SAMPIT – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan jika semua anggota Organda di daerah itu tidak kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, sebab kouta BBM subsidi jatah Organda diberikan secara adil dan merata.
“Kalau untuk BBM subsidi yang disalurkan melalui Organda ini semuanya mendapatkan, tidak ada istilah kesulitan dan lain sebagainya,” kata Ketua DPC Organda Kotim, Achmad Karya Pelita, saat di ruang kerjanya Rabu 5 Maret 2023.
Dia juga menyayangkan sikap dari anak organisasi Organda yakni Angsuspel Kotim yang mana dalam audiensi dengan kepala daerah tidak berkoordinasi dengan pihaknya.
Menurutnya Angsuspel ini merupakan sayap organisasi dari Organda itu sendiri, didirikan agar sejalan di bawah naungan Organda.
Karena pada prinsipnya kata dia Angsuspel itu sudah pasti Organda, sementara Angsuspel belum tentu Organda, sehingga itulah seharunya Angsuspel paham dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Pihaknya merasa tidak nyaman dengan sikap dari Angsuspel tersebut yang mana membuat persepsi beragam di publik. Harusnya mereka fokus mengelola kegiatan di angkutan khusus pelabuhan bukan masuk di ranah yang bukan pekerjaannya.
Angsuspel audiensi juga tidak ada koordinasi dengan Organda Kotim, sehingga mereka tidak bisa ketahui apa persoalan mereka.
“Seharunya jika ada masalah tempat mereka koordinasi di Organda ini. Tetapi yang pasti soal BBM tidak ada masalah, teman-teman tahu selama ini, kalau sudah masuk dalam anggota Organda pasti mendapatkan jatah BBM subsidi,” katanya.
Bahkan dia menyatakan tudingan monopoli BBM Subsidi oleh Organda ini tentunya tidak memiliki dasar, sebab mereka Organda ini hanya mendapatkan kouta BBM subsidi itu di dua SPBU dari total 16 SPBU di Kotawaringin Timur tersebut.
Menurutnya di Kotim ada dua SPBU yang melayani pengisian BBM untuk 580 armada yang tergabung dalam Organda, yakni SPBU Jalan Jenderal Sudirman Km 2 dan SPBU Bundaran KB Jalan HM Arsyad. Kuota BBM di SPBU Jalan Jenderal Sudirman sebanyak 8.000 liter setiap kali kedatangan. Sebanyak 5.000 liter didistribusikan pada truk angkutan dan sisanya untuk pengisian bus, armada elpiji, pemadam kebakaran, dan ambulans.
Di Bundaran KB, kuota sebanyak 8.000 liter. Setelah habis pengisian, SPBU langsung melapor ke Pertamina, sehingga aktivitas mereka tidak hanya diawasi masyarakat, namun juga langsung dari Pertamina.(naco)
