Tradisi Betawakan di Sukamara Harus Ramah Lingkungan

ENN/BERITA SAMPIT - Tradisi betawakan dengan Parahu hias di Sukamara.

SUKAMARA – Wakil Bupati Sukamara, Ahmadi mengatakan bahwa budaya perang air atau betawakan sudah menjadi agenda rutin setiap tahun yang digelar setiap lebaran baik Idul Fitri maupun Idul Adha.

Namun Ahmadi mengungkapkan jika tradisi tersebut masih bermasalah dalam hal pencemaran lingkungan sungai dengan limbah plastik yang digunakan masyarakat untuk melempar air saat kegiatan berlangsung.

“Iya budaya betawakan atau perang air memang siap kita agendakan menjadi kegiatan rutin tahunan melalui dinas pariwisata,” kata Ahmadi, Senin 22 Mei 2023.

Karena itu untuk merayakan Hari Raya ldul Adha tahun ini Pemkab Sukamara melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sukamara bisa bekerjasama dengan pihak Panitia Hari Besar Islam (PHBI) setempat untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.

“Konsepnya harus yang ramah lingkungan,” kata Ahmadi.

Konsep yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan perang air atau betawakan ini diantaranya adalah penggunaan bahan plastik yang biasa digunakan untuk melempar agar tidak menjadi dampak bagi lingkungan.

“Penggunaan plastik harus menggunakan yang ramah lingkungan agar tidak menjadi sampah mencemari lingkungan Sungai Jelai, itu yang perlu dikonsep seperti apa panitia menyiapkannya,” tukas Ahmadi. (enn).