Masyarakat Diminta Pro Aktif Cegah Karhutla

SYAUQI/BERITASAMPIT- Ketua komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Hasan Busyairi.

PALANGKA RAYA- Ketua Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Hasan Busyairi meminta pihak terkait untuk mengoptimalkan langkah penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Palangka Raya.

“Kita sudah lihat setiap musim kemarau selalu ada diwarnai peristiwa karhutla. Tentu ini harus menjadi perhatian, tidak hanya pemerintah daerah melalui perangkatnya, tetapi juga masyarakat untuk pro aktif mencegah terjadinya bencana. karhutla,” ungkap Ketua Komisi C DPRD Palangka Raya M Hasan Busyairi, Rabu 31 Mei 2023.

Hasan melanjutkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait upaya bersama pencegahan dan penanggulangan karhutla di Kota Palangka Raya.

BACA JUGA:   Subsidi Ongkos Angkut Distribusi Beras Diharapkan Bisa Tekan Kenaikan Harga

Seperti dengan pihak BPBD untuk terus mengoptimalkan patroli pemantauan dan pengawasan, serta kesiapan sarana dan prasarana pendukung. Termasuk agar masif melakukan sosialisasi dan edukasi waspada karhutla, maupun penegakkan hukum bagi mereka yang sengaja melakukan pembakaran lahan.

Begitupun untuk leading sektor seperti Dinas Kesehatan juga harus melakukan langkah persiapan di bidang kesehatan, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Intinya, kita tidak berharap bencana karhutla terjadi. Karena akan banyak berdampak, baik pada perekonomian dan yang terparah adalah dampak bagi kesehatan. Seperti terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bagi masyarakat,” tukas Hasan.

BACA JUGA:   Subsidi Ongkos Angkut Distribusi Beras Diharapkan Bisa Tekan Kenaikan Harga

Sementara itu, dari sudut pandang masyarakat atau pemangku kepentingan, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat, diharap berperan aktif turut memberikan edukasi dan sosialisasi terkait kewaspadaan dini serta dampak buruk karhutla.

“Perlu kita cermati adalah soal membuka lahan dengan cara membakar, dimana selama ini bagi sebagian warga dianggap sebagai kearifan lokal atau kebiasaan. Pola ini tentu menjadi tantangan untuk diubah. Terutama memperkuat edukasi dampak besar membakar lahan di musim kemarau,” pungkasnya. (Syauqi).