Mahasiswa Katolik Maluku Minta Pelantikan Presiden Ditunda, Ini Alasannya

Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Saumlaki Maluku, Yonas Batlyol. Dok: Istimewa

JAKARTA— Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang akan dilaksanakan pada Minggu 20 Oktober 2019 mendatang dinilai sebagai bentuk intoleransi Negara terhadap penganut Agama Kristiani seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Hal itu dikatakan Ketua Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Saumlaki Maluku, Yonas Batlyol, Kamis, (17/10/2019).

“Hari Minggu adalah hari yang sakral bagi penganut Agama Kristiani, dan hari itu juga merupakan hari libur nasional,” tutur Yonas.

Menurut Yonas, sila pertama Pancasila tentang Ketuhanan yang Maha Esa, mengajarkan kepada segenap bangsa untuk senantiasa menjaga kerukunan antara umat beragama dari Sabang sampai Merauke.

Untuk itu, PMKRI mendesak agar prosesi acara pelantikan Jokowi -Ma’ruf Amin itu dilakukan pada hari Sabtu 19 Oktober ataupun diundur hingga tanggal 21 Oktober 2019 mendatang.

Yonas bilang, jika pelantikan tetap dilaksanakan pada Minggu 20 Oktober, maka PMKRI Saumlaki menganggap acara pelantikan tersebut sebagai tindakan mencoreng keberagaman di Indonesia.

“Kami siap melaksanakan aksi besar-besaran untuk menentang pelantikan tersebut,” pungkas Batlyol.

(dis/beritasampit.co.id)