Ini Isi Pesan Kemenag Terkait Filosofi 5 Macam Kue Tradisional, Apa Itu ?

    SAMPIT – Memperingati Hari Amal Bakti (HAB) yang ke 72 tahun oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Sekretaris Daerah (Sekda) H. Halikinnor menjadi inspektur upacara yang di laksanakan di Halaman Kantor Kemenag Jalan Ir. Soekarno. Rabu (3/1/2018) pagi

    Setelah menyampaikan sambutan dari Menteri Agama (Menag) seusai melaksanakan upacara, Halikin di minta menyumbangkan sebuah tembang lagu untuk mengisi hiburan.

    Walaupun terik matahari pada pagi itu telah membuat cuaca cerah. Ia tak sumkan untuk menghibur para peserta upacara dan jajaran ASN Kemenag Kotim yang sedang beristirahat untuk menyanyikan sebuah lagu berjudul Pergi Pagi Pulang Pagi.

    Seketika peserta yang saat itu duduk sembari di siapkan makanan, Halikin mampu menghimbur dan menghipnotis para peserta untuk menyanyi bersama. Hingga beberapa jajaran ASN Kemenag Kotim bergoyang bersaman untuk menghibur peserta lainnya.

    Sebelumnya, Halikin juga di minta untuk memotong tumpeng yang telah disediakan. Tumpeng itu di persembahkan sebagai bentuk dari kehendak setiap jajaran Kemenag Kotim, agar menebarkan kedamaian untuk seluruh umat.

    Sesuai dengan isi pesan Kemenag, terkait Filosofi dari 5 macam kue tradisional yang dibentuk tumpeng yang disajkan dalam acara syukuran itu mempunyai makna permohonan ampun atas berbagai kesalahan.

    Dalam sinopsis itu berbunyi kue wadai dengan bahan lakatan atau ketan sendiri dalam kepercayaan masyarakat banjar adalah Lakatan bisa diartikan “rikitan” atau “marikitakan” ikatan”, yang artinya merekatkan ikatan.

    Dimaknai sebagai simbol perekat tali persaudaraan antar sesama manusia. Selain itu, apam atau afuwan berarti permohonan ampunan yang memiliki makna yaitu manusia juga harus selalu ingat kepada Sang Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

    Kita juga harus memohon ampun kepada-Nya atas segala dosa dan kesalahan kita, terkahir dari tumpeng itu adalah wadai (kue) cucur, melambangkan cinta kasih dan harapan kesuksesan di masa yang akan datang, sedangkan aneka kue yang lainya merupakan pelengkap kesempurnaan dalam mewujudkan lima budaya kerja sehingga moto bersih melayani benar-benar terwujud.

    “Izinkan saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, baik sesama aparat pemerintah pusat dan pemerintah daerah, wakil rakyat, parlemen, majelis agama dan tokoh agama maupun seluruh lapisan masyarakat atas segala dukungannya selama ini kepada Kemenag,” kata Halikin dalam sambutannya.

    (jmy/beritasampit.co.id)