Namanya Bukan Mudik Lebaran  Kalau : “ HargaTiket Tidak Naik Dan Di Atas Kapal Tidak Berdesakan Seperti Pindang”

    Opini : Maman Wiharja Wartawan Beritasampit

    “Namanya bukan mudik Lebaran Pak,kalau pelabuhan sepi, harga tiket tidak naik dan di atas kapal tidak berdesak-desakan seperti ikan pindang,” kata Sarjito salah seorang penumpang Kapal yang mau mudik lebaran pulang kekampung halamannya di Wonosobo,mengadu kepada penulis saat meliput kegiatan arus balik di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kamis sore (7/6/2018).

    Perkataan Pak Sarjito yang kerjanya sebagai tukang bangunan di Sukamara ternyata benar dan kenyataan. Buktinya sejak jelang lebaran H-15 pelabuhan sudah mulai ramai oleh para petugas, yang menyediakan berbagai fasilitas untuk menyiapkan para penumpang agar masuk kekapal dari ruang tunggu bisa antri dengan rapi.

    Tapi setelah masuk, pintu kapal waaah mereka berhamburan dan berdesak-desakan berebut mencari lokasi dek kapal yang kosong. Sementara, kamar-kamar yang ada di kapal semua sudah penuh karena sebelumnya sudah diboking.

    Tapi ada juga kamar-kamar milik sejumlah ABK yang sengaja ditawarkan bisa disewa oleh para penumpang. Itulah bukti nyata yang dikatakan Pak Sarjito, bahwa uniknya arus mudik lebaran, yah begitu kenyataanya.

    Dan hebatnya lagi, jelang Hari Raya Idul Fitri bukan hanya Pelabuhan Panglima Utar saja yang ramai oleh para penumpang arus midik, tapi juga Pelabuhan Roro PT ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan) yang konon dikhususkan hanya untuk mengangkut barang, ternyata dimanfatkan juga untuk angkutan arus mudik lebaran.

    Entah dari mana ijinnya Pelabuhan ASDP Kumai,tiba-tiba jelang lebaran dijadikan terminal penumpang arus mudik. Dan ironisnya banyak keluhan dari para penumpang karena harga tiketnya naik 5 kali lipat dan banyak nama-nama fiktip dalam tiket (bukan nama sebenarnya yang membawa tiket).

    Pengamatan penulis memang cukup prihatin mendengar keluhan para penumpang arus mudik lebaran yang diberangkatkan dari Pelabuhan ASDP. Sementara Kadis Perhubungan Kabupaten Kobar Petrus Rinda, saat arus mudik dari Pelabuhan ASDP sudah siap diberangkatkan, ’baru angkat bicara’ kepada sejumlah wartawan.

    Untuk pengelola ASDP jika tidak menggunakan sistem online maka tidak di ijinkan melayani penumpang, karena Pelabuhan ASDP khusus mengangkut barang saja. “Kami sudah minta pihak ASDP untuk menggunakan online tapi katanya belum siap, pada hal untuk perangkat online itu murah saja kan tidak mahal, ini dampak tidak mengunakan online, jadi harga tiket tidak terpantau,” kata Petrus Rinda, Minggu (10/6) saat meninjau arus mudik di Pelabuhan ASDP kepada sejumlah wartawan.

    Pengamatan penulis, arus mudik lebaran yang diangkut dari Pelabuhan ASDP, yang menjadi keprihatinan para penumpangnya sebutsaja sebuah ‘Drama’ yang nantinya banyak ‘judulnya’ dari coletah para penumpang setelah tiba ditempat tujuan (kampung halamannya). Dalam artian pasti akan ceritera tentang naiknya harga tiket kapal melalui Pelabuhan ASDP dengan Tujuan Pelabuhan Kendal-Jateng.

    Pengamatan penulis, semua pihak di Kabupaten Kobar perlu mengacungkan ‘jempol’, kepada sejumlah aparat terkait Tim Gabungan dalam rangka Pengamanan Angkutan Arus Mudik Lebaran di Pelabuhan Panglima Utar.Sebab jauh sebelumnya lokasi Pelabuhan sudah ditata dengan rapih dan semua petugas keamananpun sudah siap,menertibkan arus mudik lebaran.

    Maka, saat kunjungan mulai dari pihak Kementerian Perhubungan, Gubernur melalui Wakil Gubernur, Dinas Perhubungan Provinsi memantau kesiapan arus mudik ke Pelabuhan,banyak yang memuji bahkan Wagub Habib Said Ismail, mengacungkan jempol dan berkata,” Terminal Pelabuhan Kumai Terbaik”.

    (Maman Wiharja).