Tawarkan Layanan Biaya Murah Setiap Transaksi Perbankan, Anggota TNI Jadi Korban Penipuan

    Editor: A Uga Gara

    KASONGAN -Anggota TNI di Kabupaten Katingan mengaku telah menjadi korban penipuan oleh seseorang yang mengaku sebagai karyawan di salah satu bank nasional. Kerugian yang dialami mencapai belasan juta rupiah.

    Salah seorang korban menuturkan, pada Rabu (7/11/2018) siang dirinya mendapat telepon dari orang yang mengaku sebagai pegawai bank nasional di Jakarta.

    Oknum itu menawarkan layanan untuk memurahkan biaya dalam setiap transaksi perbankan. Lantaran cukup menjanjikan, dirinya lantas menuruti setiap arahan yang disampaikan pelaku.

    “Pelaku mengirimkan SMS yang menginstruksikan saya untuk mengetik SMSPAY spasi nomor pin digit ke empat atau kelima ke nomor 3346. Setelah saya kirim ternyata sistem memberitahukan saya bahwa duit di rekening terpotong Rp 1 juta lebih dan muncul tampilan Tokopedia,” ceritanya korban tersebut, Kamis (8/11/2018).

    Dia menuturkan, awalnya ia sudah curiga ini penipuan. Akan tetapi, ucapnya lagi, pelaku berhasil menyakinkan dirinya bahwa itu hanya salah satu proses sebelum dinyatakan berhasil.

    “Saya ini kembali diarahkan untuk mengirim SMS yang sama hingga tiga kali. Sehingga, setiap SMS tersebut total uang yang dikuras dari rekening saya mencapai Rp 8 juta lebih,” rincinya.

    Dengan begitu, aparat berseragam loreng hijau itu tak mampu lagi membendung kecurigaannya, dan langsung menuduh pelaku sebagai penipu.

    “Tapi anehnya dia punya akses terhadap sistem SMS banking dengan nomor 3346 yang merupakan otoritas bank tertentu. Lalu pelaku juga membuktikan bahwa dirinya merupakan pegawai tetsebut dengan menghubungi saya menggunakan telepon kantor dengan nomor 021-1500046,” ujarnya.

    Lantaran khawatir uang di rekening bakal dikuras habis, SP kemudian sengaja menyalahkan digit ke empat atau ke lima nomor pin kartu debitnya. Setelah itu pesan singkat yang meminta ketik SMSPAY tersebut tidak lagi muncul. Namun dirinya terus dipaksa untuk mengikuti arahan pelaku, jika tidak maka uang yang sebelumnya tertarik tidak akan kembali.

    “Saya lalu meminjam ponsel teman dan melanjutkan arahan pelaku, namun kali ini diminta memasukan digit ke empat atau ke lima pin ATM milik teman saya ini. Tidak beberapa lama muncul pesan balasan bahwa uang direkening BNI teman saya juga kepotong Rp 6 juta lebih. Dari situ kami sudah yakin bahwa ini penipuan dan melaporkan kejadian itu ke pihak KCP BNI Kasongan,” katanya.

    Sementara, pimpinan KCP BNI Kasongan Herry Firdaus mengatakan, penipuan dengan modus menawarkan biaya murah transaksi perbankan merupakan kasus perdana selama dirinya menjabat di Kasongan. Dirinya belum dapat memastikan, apakah kejadian itu merupakan ulah pelaku dengan oknum orang bank atau semacamnya.

    “Yang jelas laporan ini saya terima dan ditindaklanjuti, kalau pun ada keterlibatan orang dalam maka akam segera ketahuan dan langsung dipenjarakan. Prioritas kita saat ini adalah mengembalikan kerugian yang dialami kedua korban, sebab berdasarkan laporan di sistem kita bahwa keduanya tercatat benar melakukan transfer dana ke rekening atas nama perusahaan Tokopedia. Ini akan jadi bukti laporan yang kita ajukan nantinya,” tegas Herry.

    Dirinya membenarkan, jika BNI dan Tokopedia saat ini menjalin kerja sama bisnis. Namun pihaknya menjaga betul privasi maupun identitas semua nasabahnya. Jika nanti ditemukan adanya aktivitas yang merugikan nasabah maupun nama baik perbankan, maka kerja sama tersebut dipastikan segera berakhir.

    “Kini proses penyelidikan diinter bank sudah dilakukan, saya belum berani memastikan kapan uang itu akan ditransferkan kembali ke rekening korban. Yang jelas saat ini penyelesaian masalahnya sudah ditangani antar lembaga, yaitu antara BNI dan perusahaan Tokopedia. Intinya BNI meminta mereka untuk mengembalikan uang itu, sebab kedua korban tidak pernah menghendaki andanya transaksi tersebut,” jelasnya.

    Jikapun upaya tersebut tidak berjalan sesuai harapan, maka opsi selanjutnya adalah membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Namun dirinya berkeyakinan bahwa dalam waktu dekat uang tersebut bakal segera dikembalikan. Pasalnya, transaksi tersebut tidak dikirimkan ke rekening nama pribadi namun masuk ke rekening bersama milik Tokopedia.

    “Adapun nomor telpon 021-1500046 kami pastikan bukan milik BNI. Sebab layanan call center kami tidak memakai kode wilayah Jabodetabek 021. Operator penerbit nomor telepon ini juga patut dipertanyakan, kenapa bisa orang lain punya nomor yang hampir serupa. Lalu terkait akses SMS banking dengan nomor 3346 juga akan segera kita telusuri kenapa bisa diakses tangan-tangan tidak bertanggungjawab,” tukasnya.

    Herry Firdaus mengimbau, apabila dikemudian hari ada masyarakat yang mengalami kejadian penipuan, komplain, dan lain-lain diharapkan segera mendatangi KCP BNI Kasongan.

    “Jangan pernah lagi berspekulasi jika ada pesan singkat dan lain-lain atas nama BNI. Sebab sebelumnya banyak keluhan dari nasabah terkait penawaran asuransi yang bekerja sama dengan BNI dulu. Karena merasa merugikan nasabah dan mencederai nama baik lembaga, akhirnya kita putus kerja samanya. Semoga ini jadi kasus pertama dan terakhir,” pungkasnya.

    (ar/beritasampit.co.id)