TPNPB Tuding TNI dan Polisi Bohong Tidak Gunakan Bom Serang KKB

    PAPAUA-Tentata Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang dikenal dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua mengungkapkan, serangan BOM udara dan tembakan senjata mesin di darat Distrik Yigi dan Mugi, benar terjadi pada tanggal 5-8 Desember 2018 lalu.

    “TNI Polri menyembunyikan fakta. Justru umumkan di Publik melalui Kapendam Cenderawasih dan Kabid Humas Polda Papua Bohong,” ungkap Juru Bicara Komamdo TPNPB, Sebby Sambom dikutip dari akun facebook TPNPBNews.

    TPNPB menuding, TNI dan Polri melakukan penipuan terhadap publik bahwa tidak melakukan serangan bom udara.

    TPNPB menyebutkan, dari serangan Bom udara dan tembakan senjata mesin dari helikopter di dua Distrik mengorbankan 6 warga sipil pribumi. Dua diantaranya tewas.

    “Operasi militer sebagaimana dikatakan Panglima TNI dan Kapolri sedang dilaksanakan di Distrik Yigi dan Mugi Kabupaten Nduga Papua,” ucapnya.

    “Kemarin 8 Desember 2018. Pendoropan pasukan gabungan memasuki dua Distrik Yigi dan Mugi. Sementara pendoropan pasukan gabungan militer Indonesia kekuatan yang sama kirim ke kabupaten Lanijaya hari ini Minggu 9 Desember 2018,” ucapnya menimpali.

    Sementara itu, TNI membantah tudingan menggunakan serangan bom saat melakukan evakuasi korban pembantaian kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) Papua. TNI hanya menggunakan senjata biasa saat terjadi baku tembak dengan KKSB.

    “Menanggapi pemberitaan oleh beberapa media yang katanya berdasarkan laporan dari kepala kampung di Yigi mengatakan bahwa dalam proses evakuasi, pasukan TNI melakukan serangan udara dan serangan bom dan mengakibatkan sejumlah warga sipil tewas menjadi korban, kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom,” kata Kolonel Inf Muhammad Aidi dilansir dari detikcom, Minggu (9/12/2018).

    “TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infanteri, yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit. Media dan warga juga bisa melihat bahwa alutsista yang digunakan TNI hanya heli angkut jenis Bell dan MI-17. Tidak ada heli serang, apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom,” tegas Kolonel Aidi.

    Aidi menyebut baku tembak dengan KKSB bukan dimulai TNI. TNI, katanya, mendapat serangan saat proses evakuasi.

    “Selain itu TNI hingga saat ini belum pernah melakukan serangan. Sebaliknya, pada saat melaksanakan upaya evakuasi justru merekalah, KKSB, yang menyerang tim evakuasi sehingga terjadi kontak tembak dan mengakibatkan satu orang anggota Brimob menderita luka tembak,” ucap dia.

    Kolonel Aidi juga memberi penerangan mengenai isu jatuhnya korban sipil hingga soal zona tempur yang dilemparkan KKSB. Menurutnya, isu tersebut merupakan upaya propaganda KKSB.

    “Segala pernyataan tentang jatuhnya korban sipil, serangan bom, dan istilah zona tempur hanyalah upaya propaganda pihak KKSB untuk berusaha menggiring opini publik guna memojokkan TNI-Polri seolah-olah TNI-Polri yang telah melakukan tindakan pelanggaran HAM, sedangkan mereka yang telah membantai puluhan orang warga sipil yang tidak berdosa seakan-akan bukan suatu kesalahan dan ingin mencari pembenaran,” tegas Aidi.

    (gra/net/beritasampit.co.id)