Kisah Jamaluddin, Warga yang Memilih PKBM Sebagai Tempat Menimba Ilmu

    Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak (belajar sendiri).

    Oleh: Ibrahim

    KEHADIRAN Pusat Kegiatan Belajar Masyrarakat (PKBM) Harati kini menjadi salah satu tempat untuk menimba ilmu bagi masyarakat yang putus sekolah di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

    Berbicara masalah pengetahuan setiap orang tentu pasti memiliki pengetahun, serta keterampilan masing-masing. Akan tetapi pengetahuan dan keterampilan itu jarang bisa di dapatkan begitu saja.

    Pasti ada tempat mereka belajar dan menimba ilmu. PKBM Harati sebagai salah satu lembaga kegiatan belajar mengajar non-formal tentu telah hadir sebagai tempat bagi mereka yang putus sekolah di formal atau yang berhenti karena kondisi ekonomi keluarga.

    Sebagai pusat belajar non-formal tentu kehadiran PKBM Harati sangat membantu masyarakat yang putus sekolah. Dengan belajar di pendidikan non-formal tentu bisa memberikan wawasan dan pengetahuan serta ilmu tambahan dari apa yang didapakan saat belajar.

    “Alhamdulillah sangat bermanfaat, karna dalam belajar dan mencari ilmu sangat lah di haruskan dan penting. Dalam saya belajar di PKBM Harati, saya dapat tambahan wawasan ilmu yang dulu pernah tertinggal karna putus sekolah, dilain itu juga sangat berguna bagi saya dan lingkungan disekitar. Dan yang paling berguna adalah di saat saya bisa berbagi ilmu yang saya dapat di PKBM Harati buat teman-teman serta keluarga saya,” kata Jamalludin (26) salah satu masyarakat yang pernah mengenyam pendidikan di PKBM Harati.

    Pemuda yang sempat berkeinginan ingin menjadi seorang pelaut ini tidak bisa melanjutkan cita-cita nya karena keterbatasan ekonomi keluarga. Hal itu terjadi pada tahun 2012 lalu, dimana saat dia ingin mendaftarkan diri sekolah kelautan.

    Tetapi keinginan itu hancur ketika ayah kandungnya yang bernama Nasarudin terkena musibah sakit parah dan memerlukan biaya pengobatan yamng cukup banyak sehingga dirinya tidak berani meminta uang untuk mendaftarkan diri di sekolah kelautan.

    Karena orang tuanya dalam kondisi sakit, sehingga menyurutkan niat Jamaluddin untuk melanjutkan sekolah di formal. Karena hanya memiliki ijazah SMP dan tidak memiki ijazah tingkat SMA untuk bekal bekerja sehingga ia memilih melanjutkan pendidikan di non-formal di PKBM Harati.

    Bagi Jamaluddin mengeyam pendidikan di PKBM Harari membuat dirinya merasa bangga bahwa bisa mendapatkan pendidikan. Keterbatasan yang dialami tidak menyuruti semangatnya untuk terus belajar demi membahagiakan kedua orang tuanya walau dengan ilmu yang ia dapatkan dari pendidikan non-formal.

    Namun ilmu yang ia dapatkan kini telah ia terapkan di kehidupanya sehari-hari. “Bagi saya pendidikan itu sangat penting, karena itu bekal untuk kita, keluarga kerabat serta teman dekat kita. Dan alhmadulillah lewat pendidikan yang saya dapatkan di PKBM Harati kini saya membuka toko penjualan baju,” ungkap Jamaluddin.
    PKBM Harati sendiri mulai berdiri pada hari Rabu (11/11/2016).

    Pada awal berdirinya PKBM Harati hanya menumpang dengan salah satu PKBM yang ada di desa Eka Baharui, Kecamatan MB Ketapang. Setelah lama bergabung dengan PKBM di desa Eka Baharui akhirnya pendiri PKBM Harati Deny Hidayat, S.Pd.MM mempunyai cita-cita ingin berdiri sendiri walau dengan SDM yang masih minim.

    Pada awala pembukaannya PKBM Harati menerima masayarakat yang ingin belajar dan yang mengikuti ujian paket c sebanyak 57 orang. Semakin lama berkembang pada tahuin berikutnya PKBM Harati mengalami kenaikan jumlah masyarakat yangn ingin belajar yani sebanyak 89 orang.

    “Pada tahun 2019 ini terdapat 137 orang yang sedang belajar di PKBM Harati, dengan jumlah sebanyak ini kami melihat masyarakat yang tidak mendapatkan pendidikan di sekolah formal dengan berbai latar dan kondisi banyak yang beralih ke sekolah non-formal,” tutur Norhidayah salah satu pengajar di PKBM Harati.

    Pemberian nama Harati sendiri memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Kota Sampit yang notabend nya adalah suku dayak, suku asli Kalimantan. Harati sendiri bagi masyarakat memiliki arti kata PINTAR, yang berarti maksud dan tujuan pendirian PKBM Harati agar memberikan ilmu kepada masyarakat supaya pintar dalam berilmu bagi dirinya sendiri, serta untuk keluarga. Dan bahkan untuk orang lain.(*)