Sarapan Terburu-buru Bisa Ganggu Irama Sirkadian, Ini Penjelasannya

Ilustrasi (Pixabay)

JAKARTA – Sarapan atau makan pagi, berperan penting agar tubuh mempunyai energi untuk beraktivitas hari itu. Dokter menyarankan untuk menyempatkan waktu khusus dengan cara bangun pagi agar sarapan tidak terburu-buru.

Dilansir dari Antara, Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, dalam bincang-bincang daring, Rabu 2 Juni 2021, mengatakan, sarapan terburu-buru akan mengganggu ritme atau irama sirkadian. (Sirkadian merupakan sistem internal tubuh yang mengatur banyak hal, mulai dari siklus tidur hingga pencernaan)

Dia menjelaskan, tubuh mempunyai master clock yang mengatur irama sirkadian, yakni pola perubahan biokimia, mental, fisik dan perilaku mengikuti siklus 24 jam.

Makan pagi terburu-buru tidak baik ketika tubuh belum siap sebab organ pencernaan yang belum pemanasan dipaksa untuk bekerja keras. Maka, disarankan untuk mengatur waktu sarapan dengan cara bangun pagi.

Selain itu, dia menegaskan pentingnya memperhatikan asupan saat sarapan, sebagai fondasi gizi di pagi hari. Pada pagi hari, insulin dalam tubuh mulai aktif sehingga makanan yang disantap saat sarapan cepat diubah menjadi bahan bakar tubuh Anda.

Manfaat sarapan bukan sekedar sumber energi, sebab orang yang tidak sarapan bisa mengalami gangguan kesehatan dalam jangka panjang. Berdasarkan penelitian, risiko kegemukan justru meningkat ketika seseorang tidak sarapan lebih dari tiga kali dalam sepekan.

Sarapan bergizi harus dibarengi dengan tidur malam yang cukup agar seseorang bisa menikmati pagi hari semaksimal mungkin. Pola hidup sehat bisa tercipta bila seseorang mengikuti irama sirkadian, seperti tidur selama 7-9 jam pada malam hari.

Ketika tidur terganggu, ada kalanya orang tidak bernafsu makan saat pagi karena menyantap makan malam terlalu larut. Sebaliknya, ada juga yang merasa sangat lapar sehingga makan terlalu banyak. Keduanya bisa mengganggu irama sirkadian dan menghambat aktivitas.

“Kita dapat menikmati pagi bila tidur cukup dan nyaman. Tidur tidak cukup dan nyaman berisiko penyakit,” ungkapnya.

(BS-65/beritasampit.co.id)