Rutin Cek Tekanan Darah Bantu Milenial Cegah Hipertensi

Ilustrasi pengecekan tekanan darah. (Pexels/Cotton Bro)

JAKARTA – Hipertensi atau umum dikenal sebagai penyakit darah tinggi, memiliki risiko meningkatkan penyakit komplikasi seperti jantung koroner, stroke, dan gagal jantung.

Hipertensi bukan saja diderita oleh orang dewasa atau mereka yang lanjut usia (lansia), bahkan di era modern saat ini, anak muda dari generasi milenial lebih rentan terkena hipertensi. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya gaya hidup yang tidak sehat. Untuk itu, pemantauan rutin dapat dilakukan dan membantu mencegah terjadinya penyakit hipertensi.

“Kita harus menumbuhkan kesadaran diri untuk melakukan cek kesehatan, melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin dan mencegah serta mengendalikan hipertensi dengan memodifikasi gaya hidup seperti rajin berolahraga juga membatasi asupan garam,” kata dokter Badai Bhatara spesialis jantung dan pembuluh darah dari Universitas Padjadjaran dalam keterangannya, Jumat 4 Juni 2021. Dikutip dari Antara.

Maka dari itu, lanjutnya, pemantauan tekanan darah dari muda perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penyakit darah tinggi.

Dukungan untuk generasi muda menjalankan pemantauan tekanan darah dengan rutin juga datang dari Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Esti Nurjadin.

Esti menegaskan, bahwa hipertensi tidak hanya menyerang kalangan berusia lanjut tapi juga generasi muda.

“Paling utama selain menghindari pola hidup tidak sehat adalah kita harus melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin sehingga bisa mencegah atau setidaknya mengendalikan hipertensi,” kata Esti.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dikerjakan oleh Kementerian Kesehatan pada 2018 didapatkan kenaikan prevalensi atau jumlah kasus hipertensi mencapai 7,3 persen pada kelompok usia muda yang diukur mulai dari usia 18-39 tahun.

Sementara untuk jumlah prevalensi pre-hipertensi di kelompok tersebut tercatat memiliki nilai yang lebih tinggi lagi mencapai 23,4 persen.

YJI mengemukakan, naiknya angka potensi generasi muda terkena hipertensi terjadi karena berkembangnya pola hidup yang tidak sehat, stres, hingga kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan sehari- hari.

Hipertensi perlu diawasi karena dapat memicu penyakit komplikasi lainnya seperti penyakit jantung koroner, stroke, hingga penyakit gagal ginjal.

Hipertensi menjadi salah satu komorbid yang paling banyak ditemukan di masa pandemi Covid-19.

Satgas Covid-19 mencatat hingga awal Juni 2021 ada 50 persen pasien Covid-19 memiliki hipertensi, diikuti 36,6 persen memiliki komorbid diabetes melitus,dan 17,4 memiliki penyakit jantung.

(BS-65/beritasampit.co.id)