Perpani Kotim Targetkan Emas di Semua Divisi Cabang Panahan Pada Porprov Kalteng 2023

Ketua Perpani Kotim, Dadang H Syamsu, saat memantau atlet yang bertanding dalam seleksi untuk persiapan menghadapi Porprov Kalteng di Sampit, Sabtu 19 Juni 2021.//Ist-Antara/Norjani;

SAMPIT – Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memasang target tinggi pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Tengah di Sampit pada 2023 nanti, meski cabang olahraga ini minim sarana latihan.

“Kita menargetkan bisa meraih medali emas pada semua divisi. Berarti ada sekitar 10 medali emas. Makanya persiapan ini kami lakukan lebih awal agar hasilnya nanti juga maksimal,” kata Ketua Perpani Kotim, Dadang H Syamsu, saat membuka seleksi atlet Pengurus Cabang Perpani Kotim Pra Porprov Kalteng yang dilaksanakan di lapangan belakang Kompi Antang, Sabtu 19 Juni 2021.

Sedikitnya ada 50 atlet yang ambil bagian dalam empat divisi yang diperlombakan nantinya, ungkap Dadang, yakni barebow, standarbow nasional, compound bow dan recurve bow yang diikuti putra dan putri. Selain itu ada satu divisi eksebisi yaitu horsebow putra.

Menurut Dadang, potensi atlet panahan Kotim sangat besar. Dimana pada saat Porprov sebelumnya cabang olahraga ini menyumbang tiga medali emas untuk kontingen Kotim. Juga belum lama ini seorang atlet muda daerah ini berjaya meraih medali emas dalam sebuah pertandingan di Bali.

Dadang yang merupakan anggota DPRD Kotim ini menyebutkan, masyarakat sangat antusias menggeluti olahraga panahan, namun sebagian terkendala mahalnya peralatan cabang olahraga ini.

Dia mencontohkan, harga satu mata anak panah minimal Rp100.000, sedangkan harga panah berkisar jutaan hingga puluhan juta rupiah, tergantung jenis dan kualitas.

Keterbatasan ini pula yang sedang dihadapi Perpani Kotim dalam mengembangkan prestasi atlet, dikarenakan peralatan terbatas dan belum adanya venue atau tempat latihan yang representatif.

Sementara ini Perpani Kotim menggunakan halaman kantor bupati dan lapangan belakang Kompi Antang untuk latihan, meski belum memenuhi syarat standarisasi, baik dari sisi keamanan maupun panjang lokasi yang tersedia.

“Seperti di lapangan ini, panjangnya hanya 50 meter, padahal saat lomba nanti ada juga yang jaraknya 70 dan 90 meter. Itu belum termasuk wilayah pengamannya. Kita belum punya venue yang memadai untuk latihan,” imbuhnya.

Dari sisi peralatan juga masih sangat minim. Atlet berlatih menggunakan peralatan pribadi lantaran peralatan milik Perpani masih terbatas. Padahal untuk memaksimalkan latihan, peralatan sangat dibutuhkan. Setiap atlet harus memanah minimal 200 kali setiap hari, sehingga memerlukan anak panah yang mencukupi karena tidak jarang terjadi kerusakan saat latihan.

“Pencapaian emas itu perlu ditunjang peralatan dan venue. Tapi kami tetap bersemangat dan optimistis bisa mencapai target saat Porprov 2023 nanti. Kami berharap dukungan semua,” demikian Dadang.

Sementara itu Ketua Panitia Seleksi Atlet, Joni Indra, mengatakan, semua atlet digabung dalam penjaringan ini. Hasilnya nantinya akan muncul atlet-atlet yang memiliki potensi dan akan dibina untuk dipersiapkan menghadapi Porprov 2023.

“Kita mempunyai keunggulan di beberapa divisi, tapi tentu kita berharap nantinya bisa berjaya meraih medali emas di semua divisi yang dipertandingkan,” demikian Joni.

(BS-65/beritasampit.co.id)