Anggota DPRD Sri Lestari: Naiknya Harga BBM Kurang Tepat saat Daya Beli Masyarakat Turun Pasca Pandemi Covid-19

Ilustrasi Kang Maman. 

PANGKALAN BUN – Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Sri Lestari menilai kenaikkan harga BBM non subsidi saat ini kurang tepat.

 

“Saya pribadi mengatakan kurang tepat harga BBM saat ini dinaikan, alasannya karena beriringan dengan turunnya daya beli masyarakat, akibat dampak pasca Covid-19,“ kata politisi Partai Gerindra, saat dikonfirmasi, Selasa 12 Juli 2022.

 

Dijelaskan Sri, saat ini sedang terjadi masa transisi ekonomi masyarakat atau ekonomi masyarakat yang tidak menentu.

 

“Jadi saya menilai kurang tepat, karena kenaikan BBM beriringan dengan turunnya daya beli masyarakat pasca pandemi Covid-19,” ujarnya.

 

Diketahui, bahwa naiknya harga BBM harga jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex tersebut, sesuai keputusan Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

 

PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) umum, dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

 

Dikutip dalam keterangan di situs Resmi Pertamina untuk wilayah Kalimantan Tengah, harga Pertamax Turbo (RON 98) menjadi Rp 16.550 per liter, Dexlite menjadi Rp 15.350 per liter, dan Pertamina per liter jadi Rp 16.850.

Sebelumnya, pada Februari 2022 lalu, harga tiga jenis BBM tersebut di Kalimantan Tengah yaitu, Harga BBM jenis Pertamax Turbo Rp13.750, Dexlite Rp12.400, dan Pertamina DEX Rp13.450.

 

Sri Lestari Politisi mengungkapkan, jika saat ini komoditi andalan masyarakat Kobar juga sedang tidak menentu. Sehingga hal tersebut juga berpengaruh pada ekonomi masyarakat.

 

“Saat ini sektor perkebunan khususnya sawit yang menjadi komoditi andalan masyarakat Kobar sedang terpuruk juga, yang imbasnya juga para petani sawit menjerit karena harga TBS Sawit harganya semakin menurun, ditambah lagi dengan naiknya harga BBM, maka lengkaplah kpriahtian masyarakat sekarang ini,” pungkas Sri Lestari. (man/beritasampit.co.id)