Perang Dagang Membayang, Bursa AS Dibuka Menguat Tipis

JAKARTA-Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat tipis pada perdagangan Kamis (30/5/2019), mengindikasikan surutnya kekhawatiran pelaku pasar mengenai potensi terjadinya resesi di Negara Adidaya tersebut meski masih dihantui risiko perang dagang.

Indeks Dow Jones menguat 40 poin pada sesi pembukaan, dan terus naik hingga 73 poin (0,3%) pada pukul 08:40 waktu setempat, atau 20:40 WIB, menjadi 25.199,75. Sementara itu, indeks S&P 500 tumbuh 0,42% (11 poin), menyusul kenaikan saham keuangan dan teknologi, menjadi 2.794,27. Indeks Nasdaq juga naik sebesar 0,48% (36 poin) ke 7.583,27.

Kenaikan tipis tersebut terjadi di tengah membaiknya penurunan imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) AS sehingga membuat inversi mengecil dan sedikit menenangkan pelaku pasar terkait dengan peluang resesi.

BACA JUGA:   Penumpang Kapal dari Pelabuhan Sampit ke Pulau Jawa Disebut Melonjak

Imbal hasil obligasi SUN AS berjatuh tempo 10 tahun naik 3 basis poin menjadi 2,26% setelah sempat menyentuh level terendahnya sejak September 2017 pada Rabu. Kenaikan tersebut membuat pelaku pasar sedikit tenang meski yield SUN AS untuk periode 3 bulan masih di kisaran 2,351%.

Direktur Pelaksana Newton Advisors Mark Newton mengatakan tidak ada cukup tanda yang mengindikasikan bahwa pasar berada di level dasar (bottom) secara teknikal. “Target penurunan seharusnya memerlukan waktu antara 3 hingga 5 hari perdagangan dengan kisaran pergerakan indeks S&P pada 2.722-2.735,” tuturnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Mengikuti kenaikan yield obligasi AS, harga saham J.P. Morgan Chase dan Wells Fargo masing-masing naik 0,6% dan 0,4%. Saham Citigroup juga naik, sebesar 1,8% setelah Goldman Sachs menaikkan rekomendasi saham tersebut menjadi ‘beli’ dari sebelumnya ‘netral’.

BACA JUGA:   Penumpang Kapal dari Pelabuhan Sampit ke Pulau Jawa Disebut Melonjak

Hanya saja, isu perang dagang masih menggelayuti benak pelaku pasar di Wall Street setelah malam lalu pejabat China menaikkan tensi retorika politiknya merespons kebijakan Presiden AS Donald Trump sembari menunda rencana impor kedelai AS.

Wakil Menteri Luar Negeri China Zhang Hanhui pada Kamis mengatakan bahwa pertikaian perdagangan yang dilancarkan oleh AS setara dengan “terorisme ekononi secara kasat mata.” Perang dagang kedua negara sejauh ini telah berlangsung selama setahun dan eskalasinya meningkat sebulan terakhir.

Akibatnya, bursa AS tertekan pada Mei menjadi koreksi bulanan pertama tahun ini. Indeks S&P 500 dan Dow Jones sudah tertekan lebih dari 5% sedangkan indeks Nasdaq amblas hingga 6,8% sepanjang Mei.

Simber: cnbcindonesia.com