DKP Gunung Mas Tanam Bibit Pohon Ulin di Tahura Lapak Jaru

FOTO : DWI/BS - Dinas Kehutanan dan Pertanahan Gunung Mas selaku pihak pengelola Tahura Lapak Jaru terus berupaya melestarikan dan memperbanyak aneka ragam tanaman endemiknya.

KUALA KURUN – Kasi Pemanfaatan Pengelolaan Tahura Lapak Jaru Dinas Kehutanan dan Pertanahan (DKP) Gunung Mas, Margunedy mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya menambah tumbuhan endemik di Taman Hutan Raya (Tahura) Lapak Jaru.

“Salah satunya dengan melakukan pembibitan sendiri, baik itu tumbuhan hutan maupun buah lokal atau hutan asli Kalimantan,” jelasnya, Rabu (20/11/2019).

Adapun bibit tanaman hutan yang ada di lokasi pembibitan, yaitu pohon Ulin atau Kayu Besi Agathis, Pantung Bukit hingga kelompok Meranti atau dalam bahasa latinnya dipterocarpaceae.

BACA JUGA:   Menumbuhkan Rasa Kasih Sayang dan Saling Menghormati Melalui Pawai Tarhib Ramadan

“Sedangkan untuk buah-buahan lokal, diantaranya bibit buah Rambai, Durian Hutan, Tangkuhis, Langsat, Jaring/Jengkol, Paken, Cempedak, Tanggaring, Tanggoron, Manggis, Mangga/Hampalam dan Kasturi. Selain itu kami juga membudidayakan bibit tanaman Anggrek Hitam asli Kalimantan,” sebutnya.

Bibit tanaman tersebut didapat langsung dari masyarakat. Usianya beragam, mulai satu hingga dua tahun. Jika sudah memungkinkan, seluruh bibit tersebut nantinya bakal ditanam di blok rehabilitasi dan blok koleksi.

“Tujuannya untuk memperkaya keanekaragaman dan memperbanyak tumbuhan endemik di Tahura Lapak Jaru. Sedangkan buah-buahan lokalnya bisa jadi makanan hewan liar di sini. Sehingga keberadaannya terus lestari dan menjadi wahana pendidikan hingga penelitian bagi generasi mendatang,” harapnya.

BACA JUGA:   Polres Gunung Mas Terapkan Tes Urine Bagi Personel Tanpa Keterangan dan Anggota Miliki Penyakit Menahun Didata

Luasan Tahura Lapak Jaru sebesar 4.117,30 hektare itu sendiri lebih diperuntukan sebagai kawasan konservasi, ekowisata dan edukasi.

Semua flora dan fauna yang ada di dalamnya telah terdata. “Hasilnya, cukup banyak tanaman khas yang tidak ada di daerah lain namun ada di sini. Selain itu, keberadaan Sungai Saluhan yang bermuara di Sungai Kahayan kondisinya masih asli dan belum tercemar,” pungkasnya. (adn/beritasampit.co.id)