Viral Pidato Mendikbud, Ini Tanggapan Bupati Sukamara

Apel : ENN/BS - Para Guru yang mengikuti puncak kegiatan dalam peringatan HUT PGRI dan Hari Guru Nasional 2019.

SUKAMARA – Viralnya teks pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim juga ikut ditanggapi secara oleh Bupati Sukamara, Windu Subagio yang mengatakan bahwa sambutan yang luar biasa.

“Jadi sambutan yang menurut saya luar biasa, kerena memang lebih kepada ini loh yang kita butuhkan, anak-anak musti kreatif,” ucap Windu usai melantik pengurus Dewan Pendidikan Sukamara Periode 2019-2022, di Aula SMAN 1 Sukamara, Senin (25/11/2019).

Menurutnya saat ini pendidikan membutuhkan ruang untuk mengeksplorasi keratifitas anak-anak atau peserta didik.

“Jadi memang harus banyak pelajaran yang mampu mengedukasi yang bisa langsung dipraktekkan oleh siswa,” kata Windu.

“Lalu pajaran yang diprektekkan itu bukam hanya di kelas atau sekolah, tapi sampai pada kehidupan sehari-hari dilingkungan masyarakat dan itu sambutan luar biasa,” tegas Windu.

Untuk diketahui teks pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim dalam rangka memperingati HUT PGRI ke 74 dan HGN tahun 2019 viral di media sosial bukan karena terdiri dari dua lembar saja namun isi pidato yang sangat tegas dan langsung keakar permasalahan yang dihadapi para guru selama ini.

BACA JUGA:   Lapas Sukamara Usulkan 65 Warga Binaan Mendapat Remisi Idul Fitri

Berikut isi lengkap sambutan Nadiem, yang diambil dari laman resmi Kemendikbud.

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,
Biasanya Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.
Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka-angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustrasi karena Anda tahu betul bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

BACA JUGA:   H Windu Subagio Tegaskan Tidak Akan Maju Pada Pilkada Sukamara 2024

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.

Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh ketidaknyamanan. Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk memerdekakan belajar di Indonesia.

Namun perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru, Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambilah langkah pertama.
Besok di mana pun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda.
Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar

Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas
Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas
Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri
Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan
Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia pasti akan bergerak.

Selamat hari Guru.

(enn/beritasampit.co.id)