Parada : Konflik Adat Antara Masyarakat dan Perusahaan Harus Ada Titik Terang

IST/BERITA SAMPIT - Parada L KDR, Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tandak Intan Kaharingan Pusat Palangka Raya

PALANGKA RAYA – Konflik antara masyarakat di Barito Utara dengan pihak perusahaan masih memanas. Ketidakhadiran pihak perusahaan membuat banyak elemen yang mendukung Gerakan Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan Kabupaten Barito.

Dukungan kembali mengalir dari salah satu tokoh muda Hindu Parada L KDR selaku ketua Umum Lembaga Pengembangan Tandak Intan Kaharingan Pusat Palangka Raya.

Menurut Parada pihak perusahaan harus tegas dan bersikap berani untuk menemui para pihak-pihak yang dirugikan terkait kerusakan Gunung Piyuyan yang terletak di Desa Muara Mea.

BACA JUGA:   Dishub Kalteng Berkerja Sama dengan BPTB Kelas II Selenggarakan Mudik Gratis

“Seharusnya pihak perusahaan bersikap berani dan segera menemui para pihak-pihak warga Desa Muara MEA yang dirugikan akibat kerusakan Gunung Piyuyan,” ucap Parada.

Gunung Piyuyan merupakan tempat yang sakral bagi umat Hindu Kaharingan, di wilayah Kabupaten Barito Utara (Batara), khususnya di desa setempat.

Gunung tersebut disakralkan, karena dipercaya sebagai tempat tinggal roh suci leluhur yang sudah meninggal dunia.

Parada menambahkan konflik adat antara masyarakat setempat dengan Perusahaan PT Indexim Utama coorporation (IUC) yang bergerak dibidang HPH (Kayu) harus segera ada titik terang untuk penyelesaian.

BACA JUGA:   Terdampak Banjir, Warga Mendawai Harap Ada Bantuan

Parada merupakan salah satu tokoh Hindu Kaharingan mendukung penuh upaya yang dilakukan oleh Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan Barito Utara dan juga para pemuda Hindu Barito Utara untuk memperjuangkan hak-haknya, dan ia berharap pihak perusahaan segera hadir dan menyelesaikan masalah ini.

“Saya harapkan dengan waktu secepatnya konflik ini akan menemukan titik terang, dan pihak perusahaan bertanggung jawab terhadap warga yang dirugikan,” tambahnya.

(Aris/beritasampit.co.id)