Dampak Covid-19: Ekonomi Semakin Terpuruk dan UKM Lumpuh

KANG MAMAN/BERITA SAMPIT - Karikatur.

PANGKALAN BUN – Sudah enam bulan sejak Maret 2020 pandemi Covid-19 belum berakhir. Dampak ekonomi virus ini di Indonesia, termasuk di Kabupaten Kotawaringi Barat (Kobar) semakin terpuruk. Menyusul ratusan Usaha Kecil Menengah ke bawah dan keatas semakin lumpuh.

Dengan hal ini, beritasampit.co.id, menelusuri sejumlah pelaku UKM yang masih bisa berjualan di Kota Pangkalan Bun. Mendengar laporanya cukup miris. Seperti dilaporkan Natsir Pedagang Pentol Baso Keliling, dia sudah beberapa hari berjualan baso pentol sering merugi.

“Ya itulah Pak, akibat corona sekolah-sekolah jadi libur, kalau sudah libur siapa yang mau beli pentol baso. Pokonya sekarang ratusan penjual pentol baso sakit Pak, jangankan untung kembali modal saja kada (tidak) bisa,” keluh Natsir.

Lain lagi yang dikeluhkan Supri, tukang cukur (gunting rambut), di Jalan Cilik Riwut – Samari yang biayanya hanya Rp 10 ribu/kepala itu, sebelum ada corona yang akan dicukur setiap hari antri dari siang sampai malam, sekitar 150 orang.

BACA JUGA:   Bank Kalteng Pangkalan Bun Bersama PIP Berbagi Berkah Takjil di Bulan Ramadan

“Sekarang Pak, sehari dari pukul 09.00 WIB sampai malam pukul 22.00 WIB, paling banyak 10 orang, bahkan terkadang hanya 5 orang,” aku Supri.

Lanjut Supri, sepinya usaha gunting rabut disebabkan masyarakat takut karena wabah virus corona yang sampai sekarang belum diketahui kapan berakhirnya dan juga belum ditemukan vaksin atau apa obatnya.

Akibat virus corona itulah, ekonomi di Kobar semakin terpuruk, dan semakin terpuruknya lagi ditambah para pelaku UKM banyak yang gulung tikar, karena usahanya tak laku, termasuk para pedagang lamapun sama banyak yang tutup.

“Sekarang yang enak, justru para pelaku usaha ekonomi keatas seperti yang membuka toko-toko baru dengan logo nama ‘mart-mart’, yang kini berjejer di Kota Pangkalan Bun,” ujar Supri.

BACA JUGA:   Ketua MUI Kobar Prihatin, Iklan Judi Slot Online Membawa Salah Satu Nama Agama

Para pelaku UMK dan pedagang/toko lama tutup, sementara banyak yang buka toko-toko baru yang berlabel ‘mart’.

“Maka, peredaran uang di Kota Pangkalan Bun khususnya di Kabupaten Kobar semakin menurun, karena uang masyarakat dari Kobar yang dibelanjakan, banyak dibawa ke Jakarta oleh para pelaku usaha yang berlabel ‘mart’ dan ‘mall’,” tegas Supri, yang dulunya pernah jadi seorang salesman dan supervisor sebuah swalayan di Jawa.

Kemudian beritasampit.co.id, Senin siangnya memantau 3 pasar, yakni Pasar Indrasari, Indra Kencana dan Pasar Palagansari di Pangkalan Bun. Sama tampak sepi pengunjung, para pedagang Sandang dan Pangan kebanyakan terlihat pada ngobrol dan banyak pula yang ngorok tidur. (Man/beritasampit.co.id).