Pemerintah Amankan Lebih Banyak dan Ragam Pasokan Vaksin Covid-19

IST/BERITA SAMPIT - Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menandatangani Perjanjian Pembelian dimuka Penyediaan vaksin Covid-19, dari AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis, yang disaksikan Menkes, Menlu dan Wamen I BUMN.

BANDUNG – Pemerintah Indonesia, melalui Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma telah mengamankan lebih banyak dan ragam pasokan vaksin Covid-19, dengan menandatangani kesepakatan dengan pengembang asal Amerika dan Kanada, Novavax, dan pengembang vaksin dari Inggris dan Jerman, AstraZeneca. Hal ini sebagai wujud komitmen dan kerja nyata melindungi masyarakat dari risiko dan keluar dari pandemi Covid-19.

Bio Farma juga akan mendatangkan vaksin tambahan dari Sinovac dan memperkuat kesiapan produksi vaksin Covid-19 dengan sertifikasi cara pembuatan obat yang baik dari Badan POM.

Pada acara di Kantor Pusat Bio Farma di Bandung yang disaksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury, Direktur Utama anggota Holding BUMN Farmasi PT Indofarma (Persero) Tbk, Arief Pramuhanto menandatangani perjanjian penambahan pemesanan vaksin Novavax dari 30 juta menjadi 50 juta dosis, sementara Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menandatangani perjanjian pembelian vaksin AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis.

BACA JUGA:   Ramadan Tiba, Legislator Golkar Dorong Pemda Jaga Stabilitas Harga Pangan

Perjanjian masing-masing telah ditandatangani di kesempatan terpisah oleh perwakilan Novavax, dan AstraZeneca. Selain itu, fasilitas produksi vaksin Covid-19 di Bio Farma mendapat sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB)/Good Manufacturing Practice (GMP) dari Badan POM, yang diserahkan Kepala Badan POM Penny K. Lukito kepada Direktur Utama Bio Farma Honesty Basyir.

“Dengan kebutuhan 426 juta dosis vaksin Covid-19 untuk melindungi masyarakat Indonesia, sangat penting untuk mengamankan pasokan vaksin dari berbagai pengembang vaksin di dunia. Bio Farma, sebagai Holding BUMN Farmasi, siap mendukung upaya ini dengan menyiapkan ketersediaan dan beragam pasokan vaksin Covid-19 dari perusahaan-perusahaan yang disetujui pemerintah. Keberagaman vaksin tidak hanya dari sisi asal pengembang, namun juga kriteria dan rentang penerimanya, untuk memberikan perlindungan seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia,” jelas Honesty Basyir, Kamis 31 Desember 2020.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, diplomasi vaksin terus bergerak untuk membuka akses kerjasama dengan berbagai pihak, baik melalui track bilateral maupun multilateral bagi pengadaan vaksin. Hasil kerja bareng untuk mengamankan vaksin mulai terlihat. Dari sisi bilateral, (pada 31 Desember) akan datang 1,8 juta dosis dari Sinovac, dengan ketibaan ini, maka sudah akan ada 3 juta dosis produk jadi dari Sinovac berada di Indonesia.

BACA JUGA:   Mercy Barends Desak Kementerian ESDM Blacklist Pihak Ketiga Proyek PJUTS

Selain hari ini, Indonesia sudah berhasil mengamankan dari AstraZeneca dan Novovax masing-masing sebanyak 50 juta dosis, sedangkan diplomasi dari sisi multilateral, diplomasi Indonesia, berkomunikasi, berkoordinasi, dengan Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir (tengah) menandatangani Perjanjian Pembelian dimuka Penyediaan vaksin Covid-19, dari AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis.

Penandatanganan ini, disaksikan oleh Menteri Kesehatan RI Budi G Sadikin (kiri), Menteri Luar Negeri RI, Retno L Marsudi (tengah), dan Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury (kanan). Penandatanganan ini, merupakan tonggak penting untuk mengamankan ketersediaan dan keragaman akses vaksin untuk masyarakat Indonesia. (Rls/Man/beritasampit.co.id).