Tes Wawasan Kebangsaan KPK Adalah Sesuatu yang Lumrah

Dialog Empat Pilar MPR RI di Media Center Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, (7/6/2021).

JAKARTA– Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mengaku prihatin munculnya kegaduhan akibat Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK).

Keprihatinan Syarief disampaikan dalam dialog empat pilar MPR di Media Center Parlemen, Senin, (7/6/2021).

Menurut Syarief Hasan pelaksanaan TWK merupakan sesuatu yang wajar, dan tidak perlu diributkan. Tetapi, semestinya hasil TWK bukan menjadi satu-satunya penentu kelulusan pegawai KPK menjadi ASN.

Dialog dengan tema, ‘Pentingnya Wawasan Kebangsaan Bagi ASN,’ itu dihadiri Anggota Fraksi PKB MPR RI Yanuar Prihatin dan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau Cak Nanto.

Syarief mengatakan Tes Wawasan Kebangsaan, kelulusan pegawai KPK menjadi ASN tersebut seharusnya turut mempertimbangkan komponen yang lain. Seperti, Integritas loyalitas, prestasi serta Pendidikan.

“Jadi bukan hanya semata-mata bergantung pada hasil TWK, agar tidak terjadi kasus pegawai yang minim prestasi diangkat menjadi ASN. Sementara pegawai lain yang prestasinya besar, memiliki Integritas dan loyalitas serta Pendidikan baik, malah tidak diangkat menjadi ASN karena tidak lulus TWK,” ujar Syarief.

BACA JUGA:   Cegah Bullying, Dede Yusuf: Butuh Peran Sekolah Beri Pendidikan Karakter Anak

Syarief Hasan pun mempertanyakan TWK yang dilaksanakan terhadap pegawai KPK didahului dengan sosialisasi atau tidak. Seperti dalam sekolah formal, semestinya setelah dilakukan Pendidikan, beberapa waktu kemudian dilakukan ujian. Artinya, apa yang sudah diberikan, itulah yang diujikan.

“Ada baiknya, tugas sosialisasi Wawasan Kebangsaan, itu diberikan kepada BPIP. Apalagi, Lembaga tersebut langsung bertanggung jawab kepada Presiden. Sementara Presiden adalah atasan bagi seluruh ASN,” pungkas Syarief Hasan.

Pernyataan serupa disampaikan Yanuar Prihatin yang merasa aneh saat orang meributkan masalah wawasan kebangsaan. Karena wawasan kebangsaan itu adalah sesuatu yang fundamental, penting, dan hakiki bagi bangsa Indonesia.

BACA JUGA:   Jakarta Tetap Menjadi Daerah Khusus Meski RI Sudah Pindah Ibukota

Yanuar makin bingung karena masalah wawasan kebangsaan, ini baru diributkan sekarang. Yaitu ketika berkaitan dengan pegawai KPK.

“ASN beserta TNI dan Polri adalah pilar yang wajib memahami dan menghayati wawasan kebangsaan. Apa jadinya negara Indonesia bila mereka tidak menghayati wawasan kebangsaan. Demikian juga masyarakat pada umumnya,” ujar Yanuar.

Sementara itu, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengatakan, wawasan kebangsaan yang sedang diributkan akhir-akhir, ini adalah persoalan yang sudah diselesaikan oleh para pendiri bangsa.

Hanya saja, beber Cak Nanto, ada beberapa oknum masyarakat yang mencoba mempersoalkannya lagi, karena tidak ingin bangsa Indonesia membahas soal kemajuan.

“Inilah oknum yang tidak ingin melihat bangsa Indonesia mengalami kemajuan, sehingga mengulang-ulang persoalan yang sudah dibahas dan diselesaikan oleh para pendiri bangsa,” tandas Cak Nanto.

(dis/beritasampit.co.id)