MPR: Bangun Kerja Sama Orang Tua dan Guru Sukseskan PTM Masa Pandemi

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.//Ist- dok. Pribadi;

JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai perlu dibangun kerja sama yang baik antara guru dan pengelola sekolah dengan para orang tua murid agar pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) pada masa pandemi berjalan baik.

“Di kawasan sekolah, para guru dan pengelola menjadi penanggung jawab pelaksanaan belajar mengajar dengan protokol kesehatan yang ketat. Namun, di rumah dalam perjalanan berangkat dan pulang sekolah keselamatan siswa sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua murid,” kata Lestari Moerdijat atau Rerie dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin 30 Agustus 2021.

BACA JUGA:   Integrasi Tiktok Tokped Untungkan UMKM, Ini Kata Anggota Komisi VI DPR RI

Dia mengatakan dalam pelaksanaan PTM masa pandemi COVID-19 perlu dipikirkan langkah yang tepat untuk memastikan keamanan siswa saat berangkat dan pulang sekolah. Selain itu, menurut Rerie, keterbukaan setiap keluarga terhadap guru dan pengelola sekolah harus ditingkatkan.

“Apabila ada anggota keluarga yang terpapar COVID-19 bisa segera diinformasikan kepada guru agar siswa yang berstatus kontak erat dari keluarga yang terpapar COVID-19 tersebut tidak perlu berangkat ke sekolah,” ujarnya.

Dia menjelaskan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru bisa dimanfaatkan untuk memperluas cakupan vaksinasi COVID-19 apabila ada keluarga yang belum mendapatkan vaksin.

BACA JUGA:   Mukhtarudin Bersyukur Keberhasilan Partai Golkar di Pileg dan Pilpres 2024

Menurut Rerie, berbagai upaya dalam membangun komunikasi yang baik antara orang tua murid dan guru harus terus dilakukan secara konsisten agar pelaksanaan PTM masa pandemi COVID-19 bisa berjalan sesuai dengan rencana.

“Jadi dilaksanakannya PTM bukan berarti tanggung jawab orang tua berkurang, tetapi justru harus lebih intensif dalam mengawasi putra-putri mereka,” katanya.

Dia mengatakan berbagai upaya tersebut merupakan bagian dari upaya adaptasi untuk menekan potensi “learning loss” yang mengancam para siswa pada masa pandemi.

(Antara)