Dibalik Kisah Sedih Anak Panti Asuhan Bina Manggala Usai Kebakaran

ISK/BERITA SAMPIT: Anak panti asuhan yayasan Bina Manggala Dua saat membawa sejumlah kitab Al-Quran yang habis terbakar, Senin 7 Februari 2022.

MUARA TEWEH – Usai peristiwa kebakaran yang menghanguskan rumah panti asuhan Yayasan Bina Manggala Dua di jalan Wonorejo RT. 29, Kelurahan Melayu, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara Minggu (6/2) kemarin. Kini sejumlah anak-anak bersama pengasuh yayasan terlihat sibuk membersihkan puing-puing sisa kebakaran.

Pasalnya insiden kebakaran yang berlangsung sangat cepat kurang lebih 30 menit itu menghabiskan rumah panti yang hanya menyisakan seonggok bangunan rapuh, penuh arang hitam sisa dari keganasan si jago merah.

Akibatnya tiada benda berharga yang tersisa mulai dari dokumen penting anak-anak berupa ijazah, rapor, buku pelajaran, baju sekolah, kitab-kitab pelajaran semua habis terbakar bahkan uang kas anak-anak senilai 10 juta pun ikut jadi abu.

Nia Kurnia Asih santri berusia 17 tahun tinggal di panti asuhan itu mengaku terkejut kala mendengar dan mengetahui rumah panti yang ditinggal nya selama kurang lebih 6 tahun itu harus terbakar.

“Terkejut dan merasa tidak percaya langsung nangis, dari kampung cepat-cepat ke sini, saat melihat rumah sudah habis terbakar dan tidak tersisa hanya baju di badan,” ucap Kurnia saat dibincangi beritasampit.co.id, Senin 7 Februari 2022.

Sementara pengasuh sekaligus pendiri Yayasan Bina Manggala Dua, Ustaz Aa Miftahudin mengatakan kala itu ia bersama anak panti sedang melakukan pengajian di Masjid Baitut Thohar saat mengetahui rumah panti terbakar, dia bersama jamaah langsung bergegas keluar.

“Kita lagi pengajian dan lagi ceramah, dikira itu kan bukan kebakaran, dikira ada anak jatuh taunya bunyi TV meledak api sudah membesar, yang pasti surat-surat penting beserta dokumen lainnya juga habis terbakar,” cerita Miftahudin.

Pria asli kelahiran Cianjur, Jawa Barat itu menjelaskan pasca kebakaran mengenai tempat tinggal anak-anak panti asuhan sementara waktu dipindahkan ke sekretariat yang berdekatan dengan Masjid Baitut Thohar.

“Berhubung ada sekretariat kita belum selesai juga, jadi anak-anak waktu dekat ini tinggal di sekretariat tidak jauh dari Masjid Baitut Thohar ini, mau tidak mau kita numpuk aja disitu,” kata Miftahudin.

Miftahudin menjelaskan sedangkan proses belajar mengajar untuk sementara waktu para santri diliburkan, namun dirinya terus berusaha memberikan motivasi dan semangat meski semua anak-anak kehilangan barang berharga miliknya.

“Hari ini semua anak-anak diliburkan dulu sekolahnya, mungkin karena mereka masih merasa sedih dan shock juga,” ujarnya.

Dia juga bercerita mengenai rumah panti yang terbakar ini menampung sebanyak 14 orang anak-anak yatim dan terlantar sekolah dari pelosok desa yang didirikan sejak tahun 2014, fokus pada pembinaan pendidikan Islam dan keterampilan sosial.

“Pendidikan yang lebih menonjol disini adalah keagamaan, selesai sholat subuh ada kuliah subuh nya, kemudian sholat Isyraq dan Istikharah. Setelah itu mereka mandi dan bersihkan kamar masing-masing lalu berangkat sekolah, pulang jam 1 meraka sekolah madrasah lagi, disini anak-anak juga diajarkan keterampilan bermasyarakat,” kata Miftahudin.

Selain itu, Yayasan Panti asuhan Bina Manggala Dua sampai saat ini juga membutuhkan bantuan berupa alat-alat kelengkapan sekolah seperti buku, pakaian dan keperluan kesehatan dan lain-lain.

“Yang pasti keperluan anak sekolah, juga keperluan kesehatan, keperluan alat mandi karena kan semua juga sudah habis, ember dan tong air jadi mandi pada diluar anak-anak, sementara ini bisa ikut di Masjid dulu,” sebutnya. (ISK/baritasampit.co.id).