Imbangi Harga Minyak Dunia yang Sedang Tinggi, Ini Saran Aleg Golkar

Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin. (dok: pribadi)

JAKARTA– Harga minyak dunia nyaris menembus USD100 per barel pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) menyentuh level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun terakhir.

Patokan global minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April diperdagangkan hingga mencapai setinggi USD99,50 dolar per barel. Angka ini tertinggi sejak September 2014, sebelum menetap di USD96,84 dengan kenaikan 1,5 persen atau USD1,52.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin menilai dengan posisi harga minyak mentah yang nyaris menembus USD100 per barel tersebut pemerintah sudah saatnya melakukan penyesuaian terhadap harga Bahan Bakar Minyak (BBM) PT Pertamina (Persero). Namun tetap dijaga agar tidak memberatkan Rakyat (win-win solution).

BACA JUGA:   Gerindra Usulkan Menteri dari Kalimantan Tengah

“Karena Ini semakin berat buat PT Pertamina terkait harga BBM yang hingga saat ini belum bisa disesuaikan,” beber Mukhtarudin, Rabu, (23/2/2022).

Bahkan, lanjut Mukhtarudin, dampaknnya terhadap kas keuangan PT Pertamina akan mengalami tekanan apabila tidak segera melakukan penyesuaian harga BBM, khususnya Pertalite, Pertamax.

Berdasarkan hitungan, perkiraan sepanjang 2021 untuk Pertamax jumlah keseluruhan konsumsi secara nasional, kurang lebih 11% dari penjualan BBM nasional dan pertalite kurang lebih 47%.

BACA JUGA:   Mercy Barends Desak Kementerian ESDM Blacklist Pihak Ketiga Proyek PJUTS

“Dengan demikian maka cukup besar potensial loss yang ditanggung Pertamina akibat selisih harga yang begitu besar,” beber Mukhtarudin.

Untuk itu, Politisi Dapil Kalimantan Tengah ini bilang untuk mengatasi kerugian dari perusahaan pelat merah penyalur bahan bakar minyak yakni PT Pertamina (Persero) tersebut, maka diperlukan adanya penyesuaian harga dan memperhatikan daya beli masyarakat.

“Jadi, saya kira perlu ada penyesuaian harga untuk Pertamax dan Pertalite, tetap dengan harga murah tapi pemerintah subsidi” pungkas Mukhtarudin.

(dis/beritasampit.co.id)