Pemuda Diminta Jadi Agen Perubahan Atasi Tantangan Digital

Tangkapan layar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara West Java Urban 20 Talks: Kota, Desa dan Pemuda di Era Digital, Kamis (24/2/2022). (ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian)

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta pemuda menjadi agen perubahan agar dapat mengatasi tantangan baru di sektor digital yang berpotensi muncul.

“Pemuda sebagai lokomotif perubahannya harapkan menjadi agent of change agar dunia dapat mengoptimalisasi transformasi ekonomi berbasis digital,” katanya dalam acara West Java Urban 20 Talks: Kota, Desa dan Pemuda di Era Digital, Kamis 24 Februari 2022.

Airlangga mengatakan arahan Presiden Joko Widodo untuk fokus pada sektor digital sangat tepat mengingat  topik digitalisasi menjadi pembahasan dalam G-20 di 6 working group dan 7 engagament group.

“Digitalisasi menawarkan cara baru dalam bekerja, menciptakan dampak kepada masyarakat baik di desa maupun kota,” ujarnya.

Berbagai tantangan dan dampak positif dari digitalisasi dapat mendorong pekerjaan yang inklusif termasuk bagi pekerja informal. Digitalisasi juga memperluas jangkauan pelatihan melalui retraining dan reskilling serta mendorong kesetaraan terhadap sumber-sumber ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan.

BACA JUGA:   Index Pembangunan Pemuda Naik, Legislator Golkar Bilang Begini!

Lebih lanjut Airlangga menyampaikan bahwa dari segi kontribusi terhadap PDB, digital ekonomi pada gelombang pertama berkontribusi sebesar 4 persen dan diproyeksikan akan meningkat 1,5 kali.

Kemudian, pada sektor e-commerce berkontribusi sebesar 34 persen dan program seperti P2P service di bidang logistik dan supply chain berkontribusi terhadap 13 persen.

“Peningkatan infrastruktur di sektor 5G, internet of things, blok chains, artificial intelligence dan cloud computing ini tentu dibutuhkan dan perlu dikuasai oleh masyarakat terutama para pemuda yang tentunya perlu dipersiapkan untuk mengalami second wave dari digital ekonomi,” jelasnya.

Dalam 15 tahun ke depan, Indonesia membutuhkan 600 ribu orang digital talent per tahun atau totalnya 9 juta. Oleh karena itu pemerintah pusat melakukan berbagai kegiatan peningkatan SDM agar SDM bisa adaptif terhadap kebutuhan baik di kota maupun di desa.

BACA JUGA:   Partai Gelora Punya Harapan Besar Walau Belum Berhasil Lolos ke Senayan

Airlangga pun berharap Pemprov Jawa Barat dan DKI Jakarta sebagai dua realisasi investasi terbesar di Indonesia dapat mendukung program ekosistem digitalisasi kepada masyarakat ataupun para pemuda untuk beraktivitas di co-working space yang nantinya akan siap untuk bekerja di sektor digital.

“Salah satu tantangan dari agenda Presidensi G20 adalah memprioritaskan masyarakat kita ke kaum disabilitas dan kegiatan tersebut tentu perlu disiapkan oleh para pengelola kota agar mereka bisa bekerja produktif dan ramah terhadap para penyandang disabilitas,” ujar Airlangga. (Antara/beritasampit.co.id).