Emas Naik 27,9 Dolar setelah Inflasi AS Meroket

Ilustrasi pramuniaga menunjukkan emas untuk investasi atau batangan Antam di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Kamis (10/3/2022). Pengusaha emas setempat mengatakan fluktuasi harga emas yang cenderung meningkat dan berada di kisaran Rp1.012.000,00 per gram akibat dipengaruhi krisis perang Rusia dan Ukraina membuat transaksi "buyback" (pembelian kembali) dalam 2 pekan terakhir meningkat hingga 13 persen. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.

CHICAGO – Emas menguat lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa 12 April 2022 (Rabu pagi WIB), karena imbal hasil obligasi pemerintah AS berkurang setelah data inflasi AS meroket ke tertinggi 40 tahun, sebagian besar sesuai dengan ekspektasi, mengurangi kemungkinan pengetatan kebijakan agresif jangka panjang oleh Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 27,9 dolar AS atau 1,43 persen menjadi ditutup pada 1.976,10 dolar AS per ounce.

Emas berjangka terdongkrak 2,6 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.948,20 dolar AS pada Senin 11 April 2022, setelah terangkat 7,8 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.945,60 dolar AS pada Jumat 8 April 2022.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (12/4/2022) bahwa indeks harga konsumen AS, ukuran inflasi, melonjak 8,5 persen dari tahun lalu dengan basis yang tidak disesuaikan pada Maret, di atas perkiraan pasar sebesar 8,4 persen dan kenaikan tercepat sejak Desember 1981.

BACA JUGA:   Penumpang Kapal dari Pelabuhan Sampit ke Pulau Jawa Disebut Melonjak

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan tergelincir setelah data menunjukkan inflasi meningkat pada Maret, tetapi kurang dari yang diperkirakan banyak pelaku pasar.

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, kenaikan harga-harga dapat menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga, mendorong imbal hasil obligasi dan meningkatkan peluang kerugian memegang emas dengan imbal hasil nol.

“Jika kita akan terus melihat inflasi inti tidak melonjak pada tingkat yang sama (seperti inflasi utama), The Fed … mungkin tidak seagresif ketika inti bergerak lebih tinggi,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Gubernur Federal Reserve Lael Brainard mengatakan upaya gabungan pemangkasan neraca dan serangkaian kenaikan suku bunga akan membantu menurunkan inflasi, menambahkan moderasi dalam inflasi “barang-barang inti”, tidak termasuk harga energi dan makanan, adalah sinyal “selamat datang”.

BACA JUGA:   Penumpang Kapal dari Pelabuhan Sampit ke Pulau Jawa Disebut Melonjak

“Ini tidak mengubah apa pun dalam jangka pendek,” dengan The Fed masih diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan untuk menjinakkan inflasi, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Emas terus mendapat dukungan sebagai tempat berlindung yang aman dari perkembangan di sekitar Ukraina, dengan pasukan Rusia berkumpul untuk serangan baru.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 74,8 sen atau 2,99 persen, menjadi ditutup pada 25.735 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 5,4 dolar AS atau 0,55 persen, menjadi ditutup pada 972,4 dolar AS per ounce.

ANTARA