Pemkab Barito Utara Evaluasi Pelayanan Program Kusta dan Frambusia

Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Siswandoyo (tengah) foto bersama usai pembukaan kegiatan pertemuan penguatan sistem pelaporan kusta dan frambusia menuju persiapan eliminasi tingkat Kabupaten Barito Utara, di Muara Teweh, Rabu (15/6/2022). ANTARA/HO

MUARA TEWEH – Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, melakukan evaluasi pelayanan program kusta dan frambusia di puskesmas guna persiapan eliminasi tingkat daerah setempat.

“Dalam penanganan kusta dan frambusia diperlukan upaya kesehatan yang ditujukan untuk memutus mata rantai penularan serta menghilangkan angka kesakitan dan pencatatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Siswandoyo, Kamis 16 Juni 2022.

Menurut dia, untuk melakukan upaya tersebut perlu dilakukan surveilans kusta dan frambusia dengan pengamatan yang sistematis dan terus-menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian kusta serta frambusia.

Selain itu, katanya, terhadap kondisi yang memengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan.

Hal tersebut, ujar dia, untuk memperoleh serta memberikan informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien.

Saat ini, kata dia, pemerintah sedang menggalakkan program eliminasi frambusia di seluruh Indonesia. Syarat ditetapkannya sebagai kabupaten/kota bebas frambusia, yaitu berdasarkan hasil surveilans frambusia selama kurun waktu enam bulan berturut-turut tidak ditemukan kasus frambusia di daerah yang tidak memiliki riwayat kasus frambusia.

“Untuk itu diharapkan pada 2022 ini target program kusta dan frambusia di Barito Utara bisa tercapai dengan sangat baik serta masuk dalam kabupaten yang dinyatakan bebas frambusia melalui sertifikat eliminasi frambusia,” kata dia.

Berdasarkan hasil surveilans frambusia melalui survei serologi selama kurun waktu tiga tahun berturut-turut, setelah dilakukan pengobatan pemberian obat pencegahan massal (POPM) frambusia, tidak ditemukan kasus frambusia pada kabupaten/kota yang pernah memiliki riwayat kasus frambusia.

“Keberhasilan dalam capaian program tentunya membantu dalam menurunkan angka kesakitan, penularan dan cacat permanen. Tidak lupa juga perlu adanya kolaborasi dengan program promosi kesehatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit kusta dan frambusia agar apa yang kita harapkan dapat tercapai yaitu mewujudkan masyarakat yang sehat,” kata Siswandoyo.

Ketua pelaksana kegiatan, Widho Asprinato, mengatakan tujuan pertemuan untuk mengevaluasi pelayanan program kusta dan frambusia di puskesmas, membantu dalam monitoring dan evaluasi pelaporan secara daring, mengumpulkan, melengkapi, memvalidasi, dan melaporkan hasil pelayanan program kusta dan flambusia.

“Dan agar dapat tercapainya capaian program kusta dan frambusia serta persiapan asesmen untuk sertifikasi eliminasi frambusia, dan meningkatkan pelayanan program kusta dan frambusia di daerah ini. Untuk peserta dalam pertemuan ini diikuti 17 peserta dari pengelola program kusta dan frambusia puskesmas se-Barito Utara,” kata dia.

ANTARA