Pemkab Barito Utara Tingkatkan Pemahaman Kesehatan Anak

Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara menggelar pertemuan penguatan pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja di Muara Teweh, Selasa (1/11/2022). ANTARA/Dokumen Pribadi

MUARA TEWEH – Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, meningkatkan pemahaman kesehatan anak dan remaja usia sekolah guna mendukung proses belajar dan mengajar mereka di sekolah.

“Keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar dan pendidikan kesehatan melalui anak sekolah sangat efektif,” kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Siswandoyo dalam pertemuan penguatan pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja di Muara Teweh, Selasa 1 Nopember 2022.

Dia mengatakan ada beberapa isu kesehatan yang sering terjadi pada kelompok anak usia sekolah dan menjadi prioritas penanggulangan, yaitu masalah gizi, penyakit tidak menular, reproduksi, HIV, napza, kesehatan mental, sanitasi, kekerasan, dan cedera.

Melalui kegiatan ini, kata dia, diharapkan pemegang program kesehatan anak usia sekolah dan remaja di puskesmas bisa menjadi penggerak dan berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam rangka meningkatkan pembinaan sekolah/madrasah sehat dari jenjang pendidikan dini, dasar, dan menengah.

“Agar penerapan sekolah atau madrasah sehat sesuai dengan kaidah yang berlaku yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas kesehatan anak usia sekolah dan remaja di Kabupaten Barito Utara,” kata Siswandoyo.

Dia mengatakan secara umum anak usia sekolah (7-18 tahun) merupakan kelompok usia yang paling sehat dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.

Namun, katanya, perilaku mereka dapat mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada saat ini atau di kemudian hari.

Beberapa masalah kesehatan pada kelompok ini, katanya, angka cacingan pada anak SD mencapai 28 persen, sedangkan risiko penyakit tidak menular karena obesitas pada anak usia 5-12 tahun mencapai 8,1 persen.

Selain itu, anak usia SD sudah mulai merokok yang ditunjukkan dengan angka 9,1 persen pada anak 10-18 tahun, sedangkan 25,7 persen remaja usia 13-15 tahun dan 8,1 persen remaja usia 16-18 tahun mengalami stunting.

Terkait kesehatan reproduksi, katanya, 5,3 persen remaja pernah melakukan hubungan seks pranikah dan hanya 36 persen remaja pernah diajarkan cara menolak ajakan hubungan seksual.

Isu lainnya, katanya, angka penyalahgunaan napza pada usia anak dan remaja 22 persen remaja pernah merokok yang 6,4 persen di antaranya merokok (GSHS 2015, Riskesdas 2018).

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Barito Utara Enny Franziah mengatakan tujuan kegiatan ini agar tercapainya status kesehatan anak usia sekolah yang paripurna dalam mendukung proses belajar dan mengajar di satuan pendidikan.

Selain itu, katanya, meningkatkan pemahaman peserta terkait dengan sekolah sehat dan meningkatkan pemahaman peserta dalam pembinaan sekolah sehat.

Pertemuan ini diikuti 49 orang terdiri atas 34 pemegang program UKS dan pemegang program gizi puskesmas di Barito Utara, lintas program di Dinas Kesehatan 15 orang.

(ANTARA)